Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
sebut akan segera meresmikan transfer gelandang bertahan Tiemoue Bakayoko. Pemain berusia 22 tahun itu dibeli dari AS Monaco dengan harga 35,2 juta pound.
Jika benar-benar datang, Tiemoue Bakayoko kemungkinan besar akan menjadi pilihan utama manajer Chelsea, Antonio Conte, untuk mendampingi N'Golo Kante sebagai duet gelandang tengah dalam formasi 3-4-3.
Bakayoko-Kante bakal memberi Chelsea paket komplet duet gelandang yang jago dalam fase defensif maupun ofensif.
Defensif ketika mereka melindungi pertahanan dan ofensif saat mendistribusikan bola serta mengalirkan permainan tim.
Baca juga:
N'Golo Kante sudah lama dikenal unggul dalam peran defensif, terutama merebut bola dari penguasaan lawan.
Jumlah tekel dan cegatannya selalu masuk jajaran tiga terbanyak di Liga Inggris dalam dua tahun terakhir.
Tiemoue Bakayoko hampir menyamai kualitas defensif itu. Statistik tekel dan cegatannya juga menonjol di Liga Prancis musim lalu.
Kualitas itu yang membuat Bakayoko sangat mungkin akan menyingkirkan Nemanja Matic dari tim utama Chelsea musim depan. Karakter defensif Matic tidak sebagus Bakayoko.
Duet Bakayoko-Kante jelas berpotensi bakal memberikan perlindungan lebih bagus ke pertahanan Chelsea.
Lawan tidak akan mudah masuk ke kotak penalti Chelsea karena ada dua jagoan tekel dan cegatan di lini tengah.
Tidak cuma jago bertahan, Bakayoko dan Kante juga lihai dalam membagi bola setelah merebutnya dari penguasaan lawan.
Akurasi operan Kante mencapai 89 persen, sedangkan Bakayoko 87 persen.
Dengan operan seakurat itu, keduanya tidak butuh bantuan pemain lain untuk memulai pergerakan menyerang tim.
Dengan Bakayoko-Kante, Chelsea jadi memiliki kombinasi dua gelandang tengah yang lengkap. Sama-sama bisa bertahan maupun membangun serangan.
Teorinya, kombinasi ini jelas akan lebih berguna buat tim ketimbang jika hanya ada satu pemain yang jago bertahan dan satu lainnya cuma lihai menyerang.
Tidak akan ada ketergantungan siapa yang harus mengambil lawan dan siapa yang kemudian harus memulai pergerakan ofensif.
Lawan pun jadi tidak punya referensi siapa pemain yang menjadi target untuk dikawal atau pemain yang menjadi sasaran untuk ditekan.