Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bukan gol spektakuler atau penyelamatan gemilang yang menjadi topik hangat pada matchday 1 Piala Konfederasi FIFA 2017 di Rusia. Yang menjadi pusat perhatian adalah video assistant referee (VAR) atau asisten wasit rekaman video.
Penulis: Riemantono Harsojo
Pemanfaatan teknologi di Piala Konfederasi FIFA 2017 memunculkan pro-kontra. Namun, FIFA tak akan mundur karena menilai VAR adalah bagian dari masa depan sepak bola.
Presiden FIFA, Gianni Infantino, sangat senang terhadap penerapan VAR. Dia menyebut sistem tersebut terbukti membantu wasit untuk mengambil keputusan-keputusan.
Laga Mega Bintang Dunia yg sayang banget untuk dilewatkan! Saksikan Confederations Cup dan ikuti juga kuisnya bersama Extra Joss! pic.twitter.com/f82EVFj4t7
— RTV (@langitRTV) 22 Juni 2017
Piala Konfederasi menjadi ajang uji coba VAR sebelum diterapkan di Piala Dunia 2018.
Sebelumnya, penerapan bantuan teknologi ini juga diaplikasikan di Piala Dunia Klub pada Desember 2016.
"Uji coba VAR selama Piala Konfederasi juga membantu kami untuk memperbaiki proses dan menyempurnakan komunikasi. Yang dinantikan para fan selama bertahun-tahun akhirnya terjadi," ujar Gianni Infantino seperti dikutip dari BBC.
FIFA menyebut VAR sebagai masa depan sepak bola.
Namun, para pelaku permainan ini masih perlu waktu untuk menerima bahwa masa depan sepak bola akan seperti itu. Mereka masih belum bisa sepenuhnya menerima penerapan VAR.
Setelah ditahan Meksiko 2-2, di mana gol timnya dianulir karena VAR, pelatih Portugal, Fernando Santos, menyebut sistem itu membuat bingung.
Baca juga:
Pelatih Cile, Juan Antonio Pizzi, menilai penerapan VAR memengaruhi psikis pemain.
Bagaimana tidak? Saat seorang pemain atau tim bergembira karena gol telah tercipta, tiba-tiba kegembiraan itu diambil setelah wasit memutuskan gol tak sah berdasarkan rekaman video.
Penyerang Cile, Eduardo Vargas, mengalami momen itu kala golnya ke gawang Kamerun di babak pertama dianulir.
"Menurut saya, sistem ini membutuhkan waktu. Jika saya benar, kita sedang mencoba sistem itu sekarang dan menjadi sulit karena kita biasa dengan sistem yang berbeda," ujar Pizzi.
"Satu-satunya komentar negatif adalah hal tersebut mengganggu perasaan pemain selama pertandingan. Meskipun keputusannya benar, para pemain merasakan dampaknya," kata Pizzi.