Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pertemuan Cile dengan Australia pada Minggu (25/6/2017) dalam lanjutan laga Grup B Piala Konfederasi 2017 menjanjikan beradunya dua skema yang berbeda. Namun, tim yang lebih memiliki pengalaman bakal keluar sebagai pemenang.
Penulis: Dedi Rinaldi
Cile jelas mengusung permainan ketat ala Latino saat menghadapi Australia, yang mengandalkan pola pass and move ala Eropa. Perbedaan ini tetap terlihat kontras meski keduanya sudah enam kali berjumpa sejak 1974.
Statistik pertemuan telah menunjukkan bahwa Latino masih lebih berjaya ketimbang gaya sepak bola "anak sekolahan" milik Australia.
Cile menang empat kali dan sekali imbang. Sebaliknya, satu-satunya kemenangan Australia atas Cile terjadi pada 1987 di kancah President's Cup Football Tournament dengan skor 2-0.
Tampaknya, kejayaan Cile bakal berlanjut pada pertemuan kali ini. Australia, yang sempat mengejutkan Jerman, bakal tertelan kembali oleh Cile. Faktor utamanya ialah jam terbang atau pengalaman.
Kekalahan Australia dari Jerman boleh disebut karena kurangnya tim juara Asia ini memetakan pertandingan. Cile, yang mengandalkan skuat veteran, tampaknya akan memanfaatkan kelemahan lawan tersebut.
Skuat Cile dalam mengikuti Piala Konfederasi 2017 ini merupakan mayoritas anggota tim yang merebut gelar juara Copa America 2015 dan 2016.
Pada dua kesempatan itu, Alexis Sanchez dan kawan-kawan mengalahkan Argentina di final. Akan tetapi, bek Cile, Gonzalo Jara, mengingatkan rekan-rekannya untuk tetap waspada.
“Australia memiliki penyerang cepat. Kami tidak boleh memberi mereka ruang,” ucapnya.
Usia Matang
Usia rata-rata skuat Cile di Rusia ialah 29,1 tahun. Usia tertinggi di Grup B karena Jerman rata-rata berusia 24,4 tahun, lantas Kamerun (25,7 tahun), dan Australia (26,7 tahun).
“Usia memang bukan jaminan. Namun, kami lebih kenyang makan asam garam dan akan mengalahkan Australia yang punya kekuatan fisik dengan bermodalkan pengalaman,” kata pelatih Cile, Juan Antonio Pizzi.
Kubu Australia memang mengakui bahwa mereka cukup gentar dengan nama besar Cile. Hanya, pengalaman melawan tim yang juga memiliki nama besar, yaitu Jerman, akan menjadi pegangan bagi Australia.
Karena itu, Socceroos akan berupaya keras untuk lebih banyak memegang bola. Saat bertemu Jerman, kurangnya penguasaan bola membuat Tim Kanguru selalu berada dalam posisi tertekan.
Baca Juga:
Australia terlihat kurang berani untuk keluar menyerang. Hal inilah yang segera dibenahi oleh pelatih Ange Postecoglou.
“Kami akan menciptakan peluang lewat penguasaan bola. Memang berat melakukan hal tersebut saat melawan Cile, tapi kami akan melakukannya,” kata Postecoglou.
Pada sisi lain, Postecoglou juga mengatakan bahwa selama dua tahun terakhir dirinya melihat para pemain tim nasional Australia telah memelajari banyak hal tentang filosofi tim.
“Kami berharap hal tersebut membuat mereka berkembang sebagai pesepak bola dunia,” ucapnya.
Laga ini cenderung menempatkan Cile sebagai pemenang, tapi bukan berarti sudah tertutup kemungkinan bagi Australia untuk mengejutkan.
Anda bisa menyaksikan semua laga Piala Konfederasi 2017 secara eksklusif di RTV.