Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Potret kebanyakan pesepak bola Brasil tampaknya bisa dilihat pada striker Persela, Ivan Carlos. Hidup dalam kemiskinan dan menjadikan sepak bola sebagai profesi adalah jalan hidup banyak pemuda Brasil.
Penulis: CW-1
Bal-balan pula yang akhirnya membawa pemain asal Brasil ini ke Persela pada turnamen TSC tahun lalu. Tak cuma bermain, ia kini menjadi idola baru bagi publik La Mania berkat permainan ngotot dan kegarangannya mencetak gol.
Eks pemain Hantharwady United (Myanmar) itu kini sudah mengemas tujuh gol. Kepada BOLA beberapa waktu lalu, ia menceritakan bagaimana awalnya bisa bermain di Indonesia dan sejumlah hal lain. Berikut wawancaranya:
Bisakah menceritakan masa kecil dan karier Anda sebelum ke luar negeri?
Di masa kecil, saya bermain sepak bola seadanya saja di kota saya (Gaspar, Santa Catarina, Brasil). Kemudian saya sempat berhenti bermain untuk membantu ibu.
Saat itulah saya berhenti bermain sepak bola dan mulai bekerja untuk membantu ibu di rumah dengan imbalan uang tunai. Setelah beberapa saat dari situ, saya mencoba beberapa peluang dengan sepak bola tapi tidak berhasil.
Saya menghabiskan 18 tahun hidup untuk mencari kesempatan bermain secara profesional. Kemudian dua tahun yang lalu ada teman yang mengajak saya bermain pada sebuah turnamen di China.
Awalnya saya takut karena tidak pernah tahu tentang negara itu. Tapi, saya tetap pergi karena didorong keinginan untuk membantu ibu mengatasi masalahnya.
Baca juga: