Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Semen Padang Terpuruk, Menanti Reaksi Para Pejuang Kabau Sirah

By Kamis, 22 Juni 2017 | 13:20 WIB
Pelatih Semen Padang, Nilmaizar saat berbicara kepada media usai laga Liga 1 antara Semen Padang kontra Madura United yang berakhir dengan skor 6-0 di Stadion Gelora Bangkalan, Jawa Timur (12/06/2017) Senin malam. (SUCI RAHAYU/JUARA.NET)

Semen Padang menutup periode pertandingan selama bulan Ramadan dengan hasil buruk. Pada Senin (12/6/2017), tim Kabau Sirah dikalahkan tuan rumah Madura United dengan skor telak 0-6.

Penulis: Riemantono Harsojo/Yosrizal

Sebelumnya di periode Ramadan Semen Padang mencatat hasil menang dengan skor sama 2-1 atas Persiba Balikpapan dan PSM Makassar serta kalah 1-3 dari tuan rumah Barito Putera. Skor 0-6 tersebut menjadi kekalahan terburuk Semen Padang selama bertahun-tahun.

Sebelumnya SP pernah kalah 0-11 dari tuan rumah Nissan FC di Jepang dalam ajang Piala Winners Asia musim 1993-1994. Hasil di Madura juga menjadi skor terburuk buat Nil Maizar sebagai pelatih Semen Padang.

“Dari jumlah gol kemasukan ini hasil terburuk,” kata Nil mengonfirmasi pernyataan BOLA pada Kamis (12/6/2017) di markas klub di Indarung.

Namun, soal kekalahan di Madura Nil juga berkata seperti ini. “Yang bermain itu bukan Semen Padang. Jika diulang, hasilnya tidak akan seperti itu. Ada sesuatu yang salah dan kami akan mengevaluasinya,” ujar pelatih timnas di Piala AFF 2012 itu.

Nil tidak mau banyak berkomentar tentang hasil di Madura. Ia tak mau disebut mencari-cari alasan.

Fokus mantan stoper itu sekarang adalah mengevaluasi 11 pertandingan yang sudah dimainkan timnya di Liga 1, termasuk setiap dari 17 gol yang tercipta di gawang Semen Padang.

Yang jelas saat kalah di Stadion Gelora Bangkalan, SP tidak dapat menurunkan seluruh pemain terbaiknya. Sebagai contoh, penyerang Marcel Sacramento masih menjalani hukuman enam laga.

Gelandang Ko Jae-sung masih cedera, sementara kondisi kiper Jandia Eka Putra masih 80 persen sehingga tidak dimainkan. Nil optimistis SP dapat bangkit.

“Tim ini pernah hebat. Di Piala Presiden lalu kami mencapai babak semifinal. Banyak orang berkata kamilah yang seharusnya ke final. Jika pernah hebat, kenapa tidak bisa menjadi hebat lagi?” Ucap Nil.

Optimisme Nil juga didasari oleh karakter para pemain SP, khususnya yang lahir dan besar di Sumatra Barat. “Para pemain Padang adalah pejuang,” kata Nil.

Baca Juga:

Melalui karakter tersebut, sang pelatih ingin membentuk ciri khas permainan Semen Padang yang dikenal oleh pemerhati sepak bola nasional.

“Ciri khas Sumatra Barat adalah pejuang-pejuangnya yang tangguh. Salah satu ciri orang Padang adalah “pemberontak”. Kami tidak mau diatur-atur, dinilai kerdil. Kami adalah para pejuang. Yang paling utama adalah harga diri,” ucap pelatih kelahiran Payakumbuh itu.

Di skuat saat ini, pemain yang lahir dan besar di Sumbar antara lain adalah Hengki Ardiles, Jandia, Novrianto, Irsyad Maulana, dan Finno Andriannas.

Nil menyebut SP memiliki waktu yang cukup untuk berbenah sebelum menjalani pertandingan berikut melawan Persela Lamongan pada 3 Juli di Stadion H. Agus Salim, Padang. Waktu tersisa juga akan dipakai tim pelatih untuk mengevaluasi para pemain, termasuk pemain asing.

Kita nantikan bagaimana reaksi para pejuang dari Sumatra Barat.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P