Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tim usia muda Semen Padang pernah mengukir prestasi gemilang di pentas sepak bola Indonesia. Mereka runner-up kompetisi Liga Super U-21 2011 setelah dikalahkan Persela Lamongan di final, kemudian juara 2014 dengan menghajar juara bertahan Sriwijaya FC 4-0 pada partai final.
Kini, kompetisi U-21 sudah “almarhum”. Sebagai gantinya PSSI menetapkan kompetisi U-19.
Kompetisi tersebut akan dimulai 8 Juli mendatang dengan format kompetisi sama dengan U-21. Dibagi dalam tiga grup, dengan sistem pertandingan kompetisi penuh home and away.
Semen Padang kembali bersua musuh lama di Grup I, yakni Sriwijaya FC, Persija Jakarta, Persib Bandung, Bhayangkara FC dan PS TNI. Tim asuhan Weliansyah ini mengawali laga pada 9 Juli ketika dijamu oleh Persib.
Baca Juga:
Pelatih Weliansyah kepada JUARA mengatakan kompetisi tahun ini akan berbeda dengan kompetisi sebelumnya. Persiapan tim nyaris dadakan karena lambatnya PSSI menetapkan regulasi, terutama masalah usia pemain dan transisi dari U-21 ke U-19.
Meski demikian, mantan pelatih yang membawa SP U-21 menjadi runner-up kompetisi 2011 lalu itu mengaku siap untuk kembali mengukir sejarah baru. Kalau dulu ia mampu membawa U-21 SP sampai ke final dan kemudian menjadi juara tiga tahun kemudian di tangan Delvi Adri, mantan stoper Semen Padang FC ini bertekad untuk menjadi juara yang pertama di kasta U-19.
“Bukan pekerjaan mudah untuk membuat sejarah baru. Tetapi ada motivasi kami untuk memulainya dengan gairah baru. Karena sepanjang sejarah sepak bola usia muda, Semen Padang juga pernah mencatatkan diri sebagai finalis. Satu di antaranya menjadi juara,” kata Weli.
Wilmar Sukma dan kawan-kawan baru diliburkan pada Rabu (22/6/2017), atau dua hari setelah jadwal libur tim senior. Semua pemain kembali masuk mes pada 28 Juni, sehari setelah tim senior memulai latihan.
Kini yang menjadi masalah bagi tim Kabau Sirah Mudo itu adalah masalah pemain terutama untuk posisi penjaga gawang. Dari 22 pemain yang didaftarkan ke operator kompetisi dan PSSI Semen Padang U-19 hanya punya dua kiper.
“Idealnya minimal kami punya tiga kiper. Dan jumlah itu sudah kami siapkan sebelumnya. Tetapi karena ada aturan baru PSSI kalau pemain yang pernah membela klub Liga Nusantara, tidak dibolehkan main di Liga 1 U-19. Akhirnya kami memulangkan kiper asal Cirebon yang sudah bersama kami sejak beberapa pekan lalu,” tambahnya.