Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Greysia dan Apriani, Harapan Baru Ganda Putri Indonesia?

By Pipit Puspita Rini - Jumat, 16 Juni 2017 | 20:12 WIB
Pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii (kiri)/Apriani Rahayu, berusaha mengambalikan kok dari pasangan Korea Selatan, Chang Ye-na/Lee So-hee, pada babak kedua BCA Indonesia Open Superseries Premier 2017 di Jakarta Convention Center, Kamis (15/6/2017). (KRISTIANTO PURNOMO/KOMPAS.COM)

Greysia Polii dan Apriani Rahayu baru sekitar dua bulan dipasangkan. Satu gelar sudah mereka kantongi dan jalan untuk meraih prestasi lebih besar kini terbuka.

Mereka ikut membela Indonesia saat berlaga pada Piala Sudirman 2017 di Gold Coast, Australia, Mei lalu. Setelah itu, mereka menjuarai turnamen berlevel grand prix gold, Thailand Terbuka.

Pekan ini, mereka turun pada BCA Indonesia Open Superseries Premier 2017 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, 12-18 Juni.

Pada babak pertama, Rabu (14/6/2017), Greysia Polii/Apriani Rahayu mengalahkan pasangan Korea Selatan, Chae Yoo-jung/Kim So-yeong, dengan 15-21, 25-23, 21-14.

Perjalanan mereka akhirnya terhenti pada babak kedua, Kamis (15/6/2017). Greysia/Apriani kalah 18-21, 14-21 dari pasangan Korea yang juga menjadi unggulan ketiga, Chang Ye-na/Lee So-hee.

"Secara kualitas teknik dan kemampuan bermain, mereka sudah bisa diharapkan untuk bersaing di level dunia," kata pelatih nasional ganda putri, Eng Hian, dalam pesan singkat kepada JUARA.

"Masalahnya cuma servisnya Greys. Kalau tidak ada perubahan dari Greys, akan susah untuk naik, karena dengan begitu mereka cuma punya satu kesempatan untuk mendapatkan poin beruntun," kata Eng Hian lagi.

Baca juga:

Sejak dipasangkan dengan Greysia, Apriani memang berhasil menarik perhatian banyak pihak. Semangat pantang menyerah juga menjadi ciri khas pemain 19 tahun tersebut.

"Meskipun banyak yang bilang kalau saya mainnya bagus, saya tidak mau merasa puas," kata Apriani saat konferensi pers setelah pertandingan babak kedua.

"Saya mau terus mengembangkan diri. Saya tidak mau sombong atau cepat puas. Saya terus berpikir bahwa saya masih punya banyak kekurangan," kata dia lagi.

Apriani berusia hampir 11 tahun lebih muda dari Greysia. Dalam beberapa kali kesempatan, Apriani mengaku banyak belajar dari Greysia.

"Apriani memang masih muda, tetapi cara berpikirnya di lapangan lebih dewasa dibanding pemain lain yang seumuran," kata Greysia.

"Di luar lapangan, saya berusaha masuk ke dunia dia, begitu juga sebaliknya. Hal itu yang memudahkan kami berkomunikasi di dalam maupun luar lapangan," kata Greysia.

Pemain 29 tahun tersebut juga mengatakan bahwa dia dan Apriani bisa saling mengingatkan di lapangan, tanpa melihat siapa yang lebih senior.


Pasangan ganda putri Korea Selatan, Chang Ye-na (kanan)/Lee So-hee, berusaha mengambalikan kok dari pasangan Indonesia, Greysia Polii/Apriani Rahayu, pada babak kedua BCA Indonesia Open Superseries Premier 2017 di Jakarta Convention Center, Kamis (15/6/2017).(KRISTIANTO PURNOMO/KOMPAS.COM)

Pujian untuk Apriani juga datang dari Chang Ye-na. Menurut dia, Apriani punya masa depan cerah.

"Dia masih muda, tetapi cara bermainnya seperti pemain yang sudah punya banyak pengalaman. Dia akan menjadi pemain bagus ke depannya," kata Chang.

Pada BCA Indonesia Open Superseries Premier 2017 yang didukung Bakti Olahraga Djarum Fondation, tuan rumah meloloskan dua pasangan ganda putri ke babak perempat final.

Mereka adalah pasangan Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari dan Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P