Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Carolina Marin, Puasa Gelar Peraih Emas Olimpiade

By Jumat, 16 Juni 2017 | 16:53 WIB
Pemain tunggal putri Spanyol, Carolina Marin saat tampil pada BCA Indonesia Open di JCC Senayan, Selasa (13/6/2017). (HERKA YANNIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET)

Pebulu tangkis tunggal putri asal Spanyol, Carolina Marin, mulai bermain bulu tangkis saat berusia 8 tahun. Awalnya, dia diperkenalkan oleh teman dan pada usia 14 tahun dia memutuskan untuk menggeluti olahraga ini.

Penulis: CW-2

Marin Pemain menjadi salah satu fenomena karena mendobrak dominasi pemain Asia di nomor tunggal putri.

Marin bahkan sempat menjadi pemain nomor satu dunia. Pencapaian ini membuat dia mencetak sejarah sebagai pemain tunggal putri Spanyol pertama yang berada di peringkat teratas.

Perempuan yang berulang tahun ke-24 pada 15 Juni ini pun merupakan peraih dua gelar juara dunia 2014 dan 2015.

Marin merupakan peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 di nomor tunggal putri. Medali tersebut merupakan rekor karea dia menjadi pebulu tangkis Spanyol pertama yang meraih medali di Olimpiade.

Kembali ke awal kariernya, bakat Marin mulai terlihat ketika mengikuti kejuaraan nasional U-15 di Spanyol. Selanjutnya, dia rela meninggalkan orang tuanya yang berdomisili di Huelva untuk berlatih dan hidup mandiri di Joaquin Blume, Madrid.

"Pelatih saya, Fernando Rivas melihat bakat dalam diri saya. Ia meminta kepada orang tua agar saya diizinkan berkarier di olahraga ini. Hal itu merupakan keputusan sulit bagi orang tua, tapi ini merupakan kesempatan besar yang harus saya ambil," tutur Marin.

Keputusan itulah yang membuat juara All England 2015 ini bisa menjelma sebagai salah satu ratu bulu tangkis dunia. Penggemar Rafael Nadal ini pun tak bisa lepas dengan Indonesia.

Selain pernah berlatih di pelatnas Cipayung, perempuan ramah ini juga punya banyak penggemar di Tanah Air.

"Saya sangat senang bisa kembali ke Indonesia. Negara ini memiliki tempat spesial di hati saya. Saya berlatih di sini, sudah tentu Indonesia rumah kedua saya," ujar Marin yang kini menduduki ranking kedua dunia.

Gugur lebih awal

Akan tetapi, pemain Eropa kedua yang pernah mendapatkan mdali emas Olimpiade ini harus gugur pada babak pertama Indonesia Open 2017.

Baca Juga:

Marin, yang merupakan unggulan pertama turnamen, dipaksa angkat koper lebih cepat setelah ditaklukkan pemain asal China, Chen Xiaoxin, 12-21, 21-10, 20-22, Selasa (13/6/2017). Laga ini merupakan pertemuan pertama mereka.

"Bukan hari yang bagus untuk saya. Pertandingan melawan Chen berbeda karena ia memberikan bola datar sehingga saya tak bisa mengontrol permainan. Untuk turnamen berikutnya, saya tetap optimistis dan ingin meraih kemenangan"” tutur penyuka tarian flamenco tersebut.

Kekalahan ini menambah lama puasa gelar Marin di turnamen level superseries dan superseries premier. Terakhir kali dia menjadi juara superseries pada Hong Kong Terbuka, November 2015 dan pada level superseries premier pada Malaysia Terbuka, April 2015.

Tahun ini, dia tiga kali masuk final superseries dan superseries premier, namun gagal jadi juara. Satu-satunya gelar yang dia dapat tahun ini menjadi juara Eropa pada April.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P