Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jelang Hadapi Puerto Riko, Waktunya Belajar dari Gelandang Senior

By Selasa, 13 Juni 2017 | 04:05 WIB
Gelandang timnas Indonesia, Muhammad Hargianto, menepuk tangan Gian Zola sementara Bagas Adi Nugroho (paling kanan) mengamati pada laga persahabatan internasional Indonesia kontra Myanmar di Stadion Pakansari, Cibinong, Kab Bogor, pada Selasa (21/3/2017). (HERKA YANIS PANGARIBOWO/JUARA.NET)

Menjelang uji coba internasional ketiga, kontra Puerto Riko di Stadion Maguwoharjo, Sleman (13/6/2017), Luis Milla berencana mengisi skuatnya dengan enam pemain senior.

Penulis: Kukuh Wahyudi

Selain lima nama yang sudah bertarung melawan Kamboja, yaitu Kurnia Meiga, Fachrudin Aryanto, Bayu Pradana, Adam Alis, dan Irfan Bachdim, Tim Merah-Putih akan kedatangan Stefano Lilipaly.

Sebenarnya, Stefano sudah masuk daftar panggil untuk melawan Kamboja. Namun, ia tak bisa hadir lantaran sedang menemani sang istri dalam persiapan melahirkan anak pertamanya.

Adam Alis, yang dinilai Milla memiliki karakter dan visi bermain serupa dengan Stefano, dipilih untuk menggantikan slotnya.

"Sayangnya saya harus melewatkan pertandingan melawan Kamboja. Saya berharap bisa bergabung dengan skuat saat melawan Puerto Riko karena sepak bola adalah bayiku yang lain," kata pemain naturalisasi asal Belanda itu.

Meski Stefano berencana hadir, Milla tak akan memulangkan Adam lagi ke Arema FC, klubnya. Pelatih asal Spanyol itu justru berniat menggenapkan pemain senior hingga enam nama.

"Ide awalnya memang seperti itu. Kami harap dia bisa gabung dengan tim ketika melawan Puerto Riko," ujar Milla.

Dengan kehadiran Fano, berarti pilar senior di posisi gelandang ada tiga nama, setelah sebelumnya sudah ada Adam dan Bayu. Sementara itu, di slot U-22, timnas sudah diisi Muhammad Hargianto, Hanif Sjahbandi, dan Gian Zola.

Fakta itu memunculkan asumsi bahwa selama ini lini tengah timnas masih butuh perbaikan. Milla ingin agar tiga nama U-23 tersebut bisa belajar banyak dari tiga sosok senior yang kini diundang menjadi "tamu".

Dari Adam dan Stefano, trio Hagi, Hanif, dan Zola bisa mengadopsi kecerdasan dalam menyalurkan bola dan bergerak aktif sepanjang laga. Dalam diri Bayu, hal yang bisa dijadikan referensi adalah kuatnya menggalang pertahanan dan juga membangun serangan.

Penonton dan Satlak

Saat bersua Puerto Riko, Milla ingin mematangkan permainan menekan. Pasalnya, ia melihat anak asuhnya masih terlalu lembek dalam membatasi gerak lawan.

Hal tersebut terindikasi dari masih mudahnya timnas ditekan dan berujung kemasukan lima gol dari lima partai.

"Kami mau lihat dari sudut mana kami bisa menekan Puerto Riko. Yang jelas saya mau ada koneksi yang lebih baik nantinya. Terutama ada kerja sama antarlini, contohnya antara bek sayap dan pemain sayap," tutur Milla.

Baca Juga:

Tak melulu soal teknis, saat berhadapan dengan Puerto Riko Milla pun sedikit menyinggung dukungan suporter. Milla, yang sempat dibuat terkejut dengan atmosfer sepak bola nasional di awal kedatangan di Indonesia, berharap saat timnya tampil Maguwoharjo bisa disaksikan banyak suporter.

Tak tanggung-tanggung, pelatih berusia 51 tahun itu pun menjanjikan akan mengejutkan penonton yang hadir langsung di stadion.

"Saya mau penonton yang ada di sana untuk datang dan mendukung tim. Penonton sudah tahu filosofi saya dan dipastikan nanti akan ada kejutan," tuturnya.

Sementara itu, terkait urusan administrasi, Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) siap menanggung pembiayaan 3-4 kali laga uji coba.

Hal ini menjadi angin segar buat PSSI karena di SEA Games sebelumnya sepak bola menjadi "anak tiri" lantaran tak dijadikan kontingen prioritas.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P