Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Cita Rasa Eropa Pendobrak Tradisi

By Minggu, 11 Juni 2017 | 11:01 WIB
Tida pemain asaing PSM asal Eropa, Steven Paulle (kiri), Marc Klok (tengah), dan Wiljan Pluim. (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA)

Liga Indonesia adalah surganya pemain asing yang berasal dari kawasan Afrika dan Amerika Latin. Klub-klub Tanah Air memang memiliki kecenderungan merekrut ekspatriat Benua Hitam dan Benua Merah, terlebih sejak era Indonesia Super League (ISL).

Penulis: Indra Citra Sena

Hasil penelusuran BOLA menyebutkan bahwa jumlah pemain asing Amerika Latin paling banyak (136) terhitung edisi 2008/2009, disusul Asia (134), Afrika (124), Eropa (62), Amerika Utara (3), dan Oseania (1).

Saking percayanya kepada pesepak bola Amerika Latin, pernah ada satu klub yang menghabiskan kuota lima pemain asing (regulasi sebelum 2013) untuk satu negara saja, yakni Pelita Jaya di LSI 2008/09.

Kala itu, Pelita menggunakan jasa lima pemain Brasil, yakni Carlos Eduardo Bizarro, Cristiano Lopes Figueiredo, Tiago Roberto Stragliotto, Leandro Camilo De Almeida, dan Evilasio Leite Da Costa.

Baca Juga:

Tahun ini, salah satu kontestan Liga 1 mencoba mendobrak tradisi tersebut. Klub yang dimaksud lebih memilih pemain-pemain asal Benua Biru alias Eropa daripada mendatangkan tenaga Amerika Latin dan Afrika.

PSM Makassar. Pemuncak klasemen sementara Liga 1 ini punya cita rasa Eropa karena berisikan nama-nama yang sempat cukup lama beredar di Eredivisie (Belanda), Ligue 1 (Prancis), dan Liga Skotlandia, yaitu Wiljan Pluim, Steven Paulle, dan Marc Klok.

Pluim, yang didaftarkan sebagai marquee player, pernah membela Vitesse Arnhem, Roda JC, Zwolle, Groningen, dan Willem II. Paulle memperkuat Dijon (2011/12), sedangkan Klok berseragam Ross County (2011/12) dan Dundee FC (2016/17).


Ekspresi kecewa gelandang PSM Makassar, Wiljan Pluim, setelah gagal mencetak gol ke gawang PS TNI dalam laga lanjutan Liga 1 di Stadion Pakansari Cibinong, Senin (15/5/2017).(HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET)

Keberadaan tiga pemain Eropa menjadikan permainan PSM elok dipandang mata, terutama ketika mengalahkan Persipura dengan skor telak 5-1 pada pekan kesembilan. Klok menciptakan dua gol dan Pluim menyumbang satu gol.

Faktor Pelatih

PSM kini bercita rasa Eropa, tapi situasi ini barangkali tak akan kesampaian bila bukan Robert Rene Alberts yang menduduki kursi kepelatihan. Dia menjadi magnet bagi Pluim dan Klok mengingat ketiganya samasama berasal dari Belanda.


Ekspresi pelatih PSM, Robert Rene Alberts, saat mengawal tim asuhannya melawan PS TNI dalam lanjutan Liga 1 di Stadion Pakansari Minggu (15/5/2017).(HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA)

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Klok beberapa waktu lalu, BOLA mendapatkan penjelasan langsung mengenai betapa besar peran Robert dalam meyakinkan serta memudahkan proses adaptasi sang pemain di PSM.

“Saya pikir Robert adalah pelatih hebat yang memiliki kepribadian berkelas. Cara berpikir Robert saat melatih mudah dimengerti oleh para pemain. Saya benar-benar menaruh respek kepadanya. Saya senang dia melatih PSM karena bisa membantu saya menjadi diri sendiri di atas lapangan,” ujar Klok.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P