Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Musim 2017-2018 akan sangat penting bagi banyak pemain. Selain upaya meraih trofi di level klub, ada hadiah lain seusai kompetisi yang menjadi incaran.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Hadiah tersebut ialah kans tampil di putaran final Piala Dunia Rusia 2018 bersama negara masing-masing.
Tidak banyak pemain yang berpeluang merasakan hal itu, terutama jika mereka berasal dari negara kuat di Eropa atau Amerika Selatan.
Sebanyak 736 pemain dari 32 negara akan berpartisipasi. Dengan kata lain, tiap negara hanya boleh mengirimkan 23 nama. Bagi para personel asal tim kuat Eropa atau Amerika Selatan, persaingan akan sangat ketat.
Kecuali mereka yang berstatus bintang dan tak tergantikan, para pemain lain harus berjuang untuk mendapatkan satu tempat. Proses seleksi berlangsung sepanjang musim.
Jadi, sangat wajar kalau para pemain berlomba-lomba buat mencari kepastian tampil di klub.
Salah satu solusi adalah pindah ke klub yang siap memberikan lebih banyak jam terbang, dan otomatis melebarkan peluang dilirik oleh tim nasional negara masing-masing.
Hal itu yang saat ini dilakukan oleh sejumlah pemain Real Madrid, seperti Alvaro Morata. Setiap partai adalah perjuangan buat penyerang 24 tahun itu.
Morata tak pernah menyia-nyiakan kesempatan main, termasuk di laga pamungkas tim nasional Spanyol.
Ia mengemas sebiji gol ke gawang Kolombia yang menyelamatkan La Furia Roja dari kekalahan di partai uji coba dan bikin skor akhir 2-2 (7/6/2017).
"Saya ingin rutin bermain dan berperan penting buat tim karena ada Piala Dunia tahun depan," kata Morata di Onda Cero.
"Saya ingin bertahan di Madrid dan coba berjuang untuk itu. Saya suka Italia, tapi Madrid adalah tim dan kota kelahiran. Sulit bagi saya pindah ke Italia," tutur Morata lagi.
Baca Juga:
Pintu Keluar
Morata masih mau berjuang buat bersaing dengan Karim Benzema di posisi striker utama. Situasi Morata berbeda dengan tiga pemain lain di Bernabeu yang sudah dan sedang menuju pintu keluar: Pepe, James Rodriguez, dan Fabio Coentrao.
James masih coba dibujuk oleh Zinedine Zidane agar bertahan, minimal setahun lagi. Coentrao kini sudah sangat dekat dengan proses peminjaman ke Sporting CP.
Pepe sudah berpamitan dengan Madridistas via akun media sosial miliknya. Perpisahan pahit dan tak elok mengingat sampai saat ini tak ada rencana apa pun dari kubu Los Blancos buat memberikan tribute atas 10 tahun servisnya buat klub ibu kota itu.
Sebuah kiriman dibagikan oleh Pepe (@official_pepe) pada
"Sepuluh tahun yang luar biasa dan penuh rasa bangga. Saya sudah dan selalu memberikan segalanya buat Madrid. Saya putuskan pergi saat mengetahui Madrid tidak memperlakukan saya selayaknya," tutur bek penuh kontroversi itu.
Pepe menyumbang 15 gol dari 334 penampilan. Gol dan partai terakhirnya terjadi bersamaan di derbi Madrid April silam.
Pepe pergi dengan status juara Liga Champions bersama Madrid. Ia tak sendirian. Sejarah mencatat sudah banyak juga personel Si Putih yang memilih meninggalkan Bernabeu usai kampiun kompetisi antarklub Eropa.
Sebagian kecil bisa memperoleh kesuksesan yang sama, sebagian lain tidak. Xabi Alonso barangkali sosok terakhir yang pindah usai jadi juara, tapi tetap sukses di tim barunya, Bayern Muenchen.
PEMAIN MENINGGALKAN REAL MADRID SEUSAI JUARA PIALA/LIGA CHAMPIONS