Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Saddil Ramdani: Tuntutan Kreatif dan Cepat

By Kamis, 8 Juni 2017 | 16:01 WIB
Penyerang Persela, Saddil Ramdani (kiri) dan pelatih Persela, Heri Kiswanto, berbicara kepada awak media usai laga di Stadion Surajaya Lamongan, Minggu (21/5/2017). (TB KUMARA/JUARA.NET)

Sejak mengisi slot di tim nasional U-19 era Eduard Tjong, nama Saddil Ramdani terus melesat. Kini, ia menjadi prioritas Luis Milla di timnas U-22 Indonesia proyeksi SEA Games 2017. 

Penulis: Suci Rahayu

Saddil pun merasa bangga bisa terus dipercaya oleh Milla. Setelah melewati rangkaian pelatnas demi pelatnas, ia optimistis jerih payahnya bersama timnas U- 22 bisa berbuah manis sesuai target.

Kepada BOLA, pilar Persela itu menceritakan kesan selama mengikuti tempaan Luis Milla.

Selama Luis Milla menggelar pelatnas, Anda menjadi prioritas dalam daftar panggil. Sudah puas dengan pencapaian ini?

Tentu saja merasa bangga bila terus dipanggil. Saya pemain yang masih sangat muda dan saya merasa sangat bangga. Kendati begitu, saya masih ingin terus menjadi lebih baik. Saya ingin bisa membayar apa yang selama ini coach Milla harapkan dari saya.

Seperti apa Anda melihat kondisi pelatnas saat ini?

Kondisi tim membaik. Apa yang selama ini diterapkan oleh coach Milla kepada kami adalah metode latihan yang modern. Kami merasa mendapat banyak ilmu. Terutama metode bermain dengan gaya Eropa.

Memiliki kendala di dalam dan di luar lapangan selama mengikuti pelatnas?

Rekan-rekan satu tim semua baik, tidak ada yang aneh-aneh selama ini. Tidak ada masalah yang terlalu serius karena kami semua kompak dan tim pelatih punya disiplin tinggi.

Terkait teknis permainan, apakah ada perbedaan besar tugas striker sayap kiri di Persela dan di timnas?

Kendala secara teknis tidak ada. Mungkin yang jadi kendala selama ini saat tim saya (Persela) bermain, tapi saya tidak bisa main karena harus di timnas. Kadang merasa bersalah.

Baca juga:

Selama di timnas, mulai latihan hingga pertandingan alhamdulillah semua berjalan dengan bagus. Kebetulan posisi saya ini sama di timnas dan di Persela. Jadi, tak ada kendala teknis. Bedanya, di timnas dituntut agar lebih kreatif dan cepat ambil keputusan.

Saya senang karena di mana saya berada selalu ada persaingan yang ketat. Saya pun terus terpacu bermain dengan lebih baik.

Apakah sudah paham betul apa yang diinginkan Luis Milla?

Coach Milla menginginkan permainan dengan gaya yang menyerang. Ia mengajarkan supaya kami bermain sepak bola modern seperti di Eropa.

Bagaimana Anda menyikapi persaingan di timnas?

Saya tidak memandang siapa yang jadi pesaing, siapa yang jadi pemain inti, atau pemain cadangan. Bagi saya, kesempatan semua pemain itu sama karena ini juga demi kebaikan timnas.

Prinsipnya, semua kesempatan yang diberikan oleh pelatih wajib kami maksimalkan. Tujuan kami bukan untuk menonjol secara individu, tapi membawa nama Indonesia berkibar di pentas internasional.