Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sejak mengisi slot di tim nasional U-19 era Eduard Tjong, nama Saddil Ramdani terus melesat. Kini, ia menjadi prioritas Luis Milla di timnas U-22 Indonesia proyeksi SEA Games 2017.
Penulis: Suci Rahayu
Saddil pun merasa bangga bisa terus dipercaya oleh Milla. Setelah melewati rangkaian pelatnas demi pelatnas, ia optimistis jerih payahnya bersama timnas U- 22 bisa berbuah manis sesuai target.
Kepada BOLA, pilar Persela itu menceritakan kesan selama mengikuti tempaan Luis Milla.
Selama Luis Milla menggelar pelatnas, Anda menjadi prioritas dalam daftar panggil. Sudah puas dengan pencapaian ini?
Tentu saja merasa bangga bila terus dipanggil. Saya pemain yang masih sangat muda dan saya merasa sangat bangga. Kendati begitu, saya masih ingin terus menjadi lebih baik. Saya ingin bisa membayar apa yang selama ini coach Milla harapkan dari saya.
Seperti apa Anda melihat kondisi pelatnas saat ini?
Kondisi tim membaik. Apa yang selama ini diterapkan oleh coach Milla kepada kami adalah metode latihan yang modern. Kami merasa mendapat banyak ilmu. Terutama metode bermain dengan gaya Eropa.
Memiliki kendala di dalam dan di luar lapangan selama mengikuti pelatnas?
Rekan-rekan satu tim semua baik, tidak ada yang aneh-aneh selama ini. Tidak ada masalah yang terlalu serius karena kami semua kompak dan tim pelatih punya disiplin tinggi.
Terkait teknis permainan, apakah ada perbedaan besar tugas striker sayap kiri di Persela dan di timnas?
Kendala secara teknis tidak ada. Mungkin yang jadi kendala selama ini saat tim saya (Persela) bermain, tapi saya tidak bisa main karena harus di timnas. Kadang merasa bersalah.
Baca juga:
Selama di timnas, mulai latihan hingga pertandingan alhamdulillah semua berjalan dengan bagus. Kebetulan posisi saya ini sama di timnas dan di Persela. Jadi, tak ada kendala teknis. Bedanya, di timnas dituntut agar lebih kreatif dan cepat ambil keputusan.
Saya senang karena di mana saya berada selalu ada persaingan yang ketat. Saya pun terus terpacu bermain dengan lebih baik.
Apakah sudah paham betul apa yang diinginkan Luis Milla?
Coach Milla menginginkan permainan dengan gaya yang menyerang. Ia mengajarkan supaya kami bermain sepak bola modern seperti di Eropa.
Bagaimana Anda menyikapi persaingan di timnas?
Saya tidak memandang siapa yang jadi pesaing, siapa yang jadi pemain inti, atau pemain cadangan. Bagi saya, kesempatan semua pemain itu sama karena ini juga demi kebaikan timnas.
Prinsipnya, semua kesempatan yang diberikan oleh pelatih wajib kami maksimalkan. Tujuan kami bukan untuk menonjol secara individu, tapi membawa nama Indonesia berkibar di pentas internasional.
Dalam rangkaian uji coba di medio Juni, timnas kehadiran lima pemain senior. Ada sosok yang akan diburu untuk diajak diskusi?
Terus terang, saya masih belum terlalu akrab dengan para pemain senior yang akan masuk timnas. Saya di sini juga masih pemain baru. Tapi, saya akan belajar banyak dari mereka yang sudah punya pengalaman.
Saya sangat berharap para pemain senior bisa menularkan ilmu dan pengalamannya pada kami. Timnas U-22 ditargetkan bisa meraih emas di SEA Games.
Dengan pelatnas yang sudah Saddil jalani, yakin bisa tercapai?
Kami sangat yakin bisa mendapatkan gelar juara di SEA Games. Kami ingin sekali mendapatkan medali emas. Selama ini kami sudah berusaha maksimal di latihan dan pertandingan. Dengan arahan dari coach Milla dan kekompakan pemain, kami yakin bisa penuhi target.
Bagaimana Anda melihat peta persaingan di Asia Tenggara?
Semua tim pasti ingin jadi juara. Tinggal bagaimana cara kami bisa tampil lebih semangat dari mereka. Saya tidak ingin pandang itu Thailand, Singapura, Kamboja, atau Malaysia, semua tim sama.
Tapi, kami satu tim sudah satu tekad untuk membawa nama Indonesia kembali berkibar. Kami ingin memberikan kebanggaan untuk Indonesia.
Apakah Anda memiliki agenda khusus untuk memantau perkembangan negara-negara di Asia Tenggara atau Asia?
Kalau secara khusus mengikuti perkembangan tim lawan, tidak. Tapi, saya tahu bagaimana kualitas para pemain dari negara lain. Semua negara sekarang kualitasnya sudah merata. Saya lebih fokus saja pada timnas Indonesia.
Bagaimana menyiasati padatnya jadwal mengingat Anda bermain di timnas dan klub dalam waktu yang sangat dekat?
Saya ikut arus saja yang sudah ditetapkan. Kapan pun timnas memanggil, saya selalu siap. Begitu juga kalau tim membutuhkan, saya harus selalu siap. Saya tidak ingin egois dengan pilih satu saja. Intinya harus tetap profesional saja sebagai pemain.