Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Bos Baru Peter Bosz

By Kamis, 8 Juni 2017 | 13:27 WIB
Pelatih Peter Bosz, saat mendampingi Ajax Amsterdam dalam sesi latihan menjelang final Liga Europa di Friends Arena pada 23 Mei 2017. (GETTY IMAGES)

Pencarian pelatih baru yang tengah Borussia Dortmund lakukan sepertinya bakal berakhir di Belanda, tepatnya di Kota Amsterdam. 

Penulis: Theresia Simanjuntak

Setelah melepas Thomas Tuchel usai menjuarai DFB Pokal 2016/17, Dortmund mendekati sejumlah pengganti potensial.

Pencarian pertama berlangsung di Prancis di mana mereka kabarnya mendekati arsitek Nice, Lucien Favre.

Kubu BVB dengan cepat menemui jalan buntu sebab Nice segera merilis pernyataan bahwa klub Ligue 1 itu enggan kehilangan Favre. Ganti target, BVB segera memepet pelatih Ajax Amsterdam, Peter Bosz. Gayung bersambut.

Menurut Bild, Ajax setuju membiarkan Bosz, yang baru bergabung dengan klub itu pada Mei 2016 dengan ikatan kontrak tiga tahun, pergi asalkan Dortmund mau membayar kompensasi sebesar 5 juta euro (hampir 75 miliar rupiah).

Harian Jerman, Die Welt, menambahkan bahwa Dortmund bisa mengumumkan bos baru mereka dalam pekan ini, yang tak lain Bosz sendiri.

Nama Bosz melambung menyusul keberhasilan memimpin Ajax mencapai fi nal Liga Europa 2016/17.

Belajar dari Cruyff

Apakah Bosz adalah pelatih yang akan cocok dengan Dortmund?

Yang jelas, ada satu hal dalam diri mantan pelatih Maccabi Tel Aviv itu yang klop dengan filosofi Die Borussen. BVB adalah salah satu klub yang tidak takut mengandalkan pemain muda.

Pun demikian dengan Bosz, sosok yang pernah menjabat sebagai direktur teknik Feyenoord. Apa yang akan Bosz suntikkan kepada Dortmund andai benar-benar melatih klub tersebut per medio 2017?

Ajax binaan Bosz menjadi buah bibir tak hanya karena keberadaan banyak pemain muda, tapi juga menghidupkan kembali gaya bermain menyerang total football yang atraktif.

Baca Juga:

"Filosofi melatih saya adalah Anda harus menekan lawan. Ini bukan hanya tugas satu orang, tapi semua pemain. Ketika kehilangan bola, kami harus segera merebutnya kembali dan secepat mungkin maju untuk menyerang," ujar Bosz dalam wawancara di The Guardian.

Gaya tersebut jelas mengingatkan orang pada Johan Cruyff, legenda sepak bola asal Belanda yang meraih kesuksesan sebagai pelatih dengan strategi total football.

Bosz tidak malu mengakui bahwa pola melatihnya memang terinspirasi dari eks pelatih legenda Barcelona itu.

"Saya hanya punya satu idola: Johan Cruyff. Sejak berusia 16 tahun, saya tahu bahwa kelak ingin jadi pelatih. Karena itu, saya tak cuma rajin menulis apa kata para pelatih, tapi juga membaca segala hal tentang Johan," kata Bosz.

Berdasarkan hal ini, Bosz sepertinya akan membawa pemainan menyerang total football ke Dortmund.

Jika mampu menanamkan filosofi bermainnya, Bosz bakal menyulap Dortmund sebagai tim yang terorganisasi bagus serta cepat berakselerasi dalam bertahan dan menyerang.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P