Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kualifikasi Piala Dunia 2018, Argentina Bersiap Menuju Hasil Terburuk?

By Kamis, 8 Juni 2017 | 15:01 WIB
Gerardo Martino (kiri) dan Edgardo Bauza, gagal mengangkat prestasi tim nasional Argentina. Tugas mereka akan diteruskan oleh Jorge Sampaoli mulai laga kontra Brasil, 9 Juni 2017. (OTTO GREULE JR/GETTY IMAGES)

Sejak Piala Dunia 1998, kualifikasi zona Conmebol tak lagi menggunakan pembagian grup. Sebagai gantinya, sembilan atau sepuluh tim dari zona Conmebol mesti saling berjibaku memperebutkan poin alias menggunakan sistem liga.

Penulis: Wieta Rachmatia

Empat negara di urutan teratas secara otomatis mendapatkan tiket ke putaran final Piala Dunia. Sementara itu, tim yang berada di peringkat lima harus melalui babak play-off lawan juara zona Oseania.

Perubahan sistem ini sesungguhnya tak memengaruhi prestasi Argentina secara signifikan. Sepak terjang pasukan Albiceleste tergolong konsisten.

Di Piala Dunia 1998, 2002, dan 2016, Argentina lolos ke putaran final dengan menyandang status sebagai pemimpin klasemen. Pada 2006, mereka menempati posisi kedua di bawah Brasil.

Di Kualifikasi Piala Dunia 2010, performa Argentina sedikit menurun. Mereka mengalami kesulitan bersaing dengan tim-tim seperti Cile, Paraguay, dan Uruguay.

Baca Juga:

Meski begitu, Argentina masih bisa lolos secara otomatis dengan mengakhiri fase kualifikasi di peringkat empat. Sejauh ini, penampilan mereka di Kualifikasi Piala Dunia 2010 adalah yang terburuk.

Namun, jika melihat performa Argentina pada Kualifikasi Piala Dunia 2018, bisa jadi keikutsertaan mereka di edisi ini menjadi yang terburuk.

Hingga pertandingan ke-14, Argentina masih tertahan di peringkat lima. Mereka baru mengumpulkan 22 poin dari enam kemenangan plus empat hasil imbang.

Argentina jelas tertinggal jauh dari Brasil, yang berada di puncak klasemen dengan 33 poin. Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) langsung mengambil tindakan dengan melakukan pergantian pelatih.


Jorge Sampaoli (kanan) saat diperkenalkan sebagai pelatih timnas Argentina dalam jumpa pers di Ezeiza, Buenos Aires, 1 Juni 2017.(JUAN MABROMATA / AFP)

Selama proses Kualifikasi Piala Dunia 2018, sudah dua kali terjadi pergeseran kekuasaan di kursi kepelatihan tim nasional Argentina.

Gerardo Martino bertahan selama dua tahun sebelum posisinya diambil alih Edgardo Bauza pada 2016. Sementara itu, Bauza hanya sempat mendampingi Argentina dalam delapan partai sebelum didepak.

Mulai 1 Juni, Jorge Sampaoli resmi menjabat sebagai pelatih tim nasional Argentina. Musim lalu, Sampaoli berhasil mengantar Sevilla finis di peringkat empat klasemen La Liga.

Sebelumnya, pria berusia 57 tahun itu sukses membawa Cile menjuarai Copa America 2015.

"Sampaoli bukan murid saya. Dia jauh lebih baik dari saya," puji Marcelo Bielsa, pelatih Cile sebelum Sampaoli, seperti dilansir Goal.


Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P