Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Misi Jorge Sampaoli bareng tim nasional Argentina tak mudah. Ia kini dihadapkan pada banyak tantangan untuk mengembalikan Argentina ke level seharusnya.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Jorge Sampaoli mempunyai modal untuk mewujudkan ambisi itu dengan mengebiri kelemahan Argentina selama ini.
Berikut poin-poin kelebihan pria berusia 57 tahun ini sebagai bekal membesut Tim Tango.
1. Kekayaan Strategi
Dengan pilihan pemain segudang yang berkualitas di tim Argentina, Sampaoli bisa leluasa memikirkan skema apa pun yang ia kehendaki. Sampaoli tipe pemikir yang tidak ragu buat mencoba banyak hal baru.
Dalam perjalanannya menjuarai Copa Sudamericana 2011 bersama Universidad de Chile, ia bahkan pernah memakai skema 3-1-3-1-2 di perempat final melawan Arsenal di Sarandi.
Ia mengubah pola menjadi 3-4-3 dan 3-3-1-3 di dua semifinal kontra Vasco da Gama.
Masuk ke final, ia kembali mengubahnya di sepasang duel final dengan pakem 3-1-4-2 dan 3-4-3 lagi. Hasilnya adalah titel juara kontinental pertama di klub.
Pun di Sevilla. Sampaoli begitu sering mengganti formasi tergantung rival dan kondisi lawannya.
2. Adaptasi
"Sampaoli pelatih yang lebih baik dari saya. Salah satu kelebihan dari pelatih ialah fleksibilitas. Sampaoli bisa menyingkirkan pemikiran awal miliknya untuk disesuaikan dengan keadaan lapangan. Hal inilah yang membuat Sampaoli lebih baik dari saya dan saya tak sedang mencoba merendah."
Baca Juga:
Pujian itu dilontarkan arsitek tim yang amat disegani, Marcelo Bielsa. Sosok dengan julukan El Loco (Si Gila) itu amat paham karakter Sampaoli karena pernah bekerja sama dengannya.
Karena itulah, anggapan Bielsa menjadi lebih bermakna. Sampaoli bisa beradaptasi buat menentukan apa yang terbaik di Argentina, tergantung dari situasi yang dihadapi.
3. Pendekatan Analisis
Hidup Sampaoli adalah untuk sepak bola. Ia menghabiskan nyaris 20 jam hidupnya untuk sepak bola.
Menurut jurnalis The Times, Gabriel Marcotti, Sampaoli punya kebiasaan tiba di lokasi latihan sekitar pukul 7.30 dan tak akan pulang sebelum pukul 9 malam.
Sesampainya di rumah, ia akan menganalisis rekaman video dari rival untuk mencari kelemahan mereka. Semua ini dilakukan buat satu hal, menemukan strategi terbaik untuk timnya.
4. Ofensivitas
"Saya sangat mencintai sepak bola menyerang. Tim yang saya latih biasanya menyerang total," begitu ucapan Sampaoli setahun lalu saat diperkenalkan sebagai pelatih anyar Sevilla.
Benar saja. Prinsip Sevilla serang, serang, dan serang, tidak peduli siapa pun lawannya. Argentina bisa menikmati prinsip Sampaoli.
Bagaimana tidak? Meski skuat dianugerahi pemain ofensif kelas dunia, Argentina hanya bisa bikin 15 gol dari 14 laga di Kualifikasi PD Rusia 2018 zona Conmebol.
Angka 15 gol itu hanya lebih baik dari Bolivia (peringkat 9) dan Paraguay (13) serta tak sampai separuh dari koleksi tim tertajam: Brasil (35 gol).