Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ciro Immobile patut mensyukuri kepindahannya ke Lazio. Mengapa? Di tempat inilah daya ledak sang striker semakin dahsyat.
Transfer Immobile dari Sevilla pada 27 Juli 2016 menelan biaya 8,5 juta euro atau sekitar 124,3 miliar rupiah. Juru gedor berusia 27 tahun itu didapuk menggantikan Miroslav Klose, yang kontraknya tak diperpanjang.
Hasilnya, Immobile langsung tokcer dalam musim debut bareng Si Elang. Ia menuntaskan kompetisi Serie A dengan catatan 23 gol.
“Saya bekerja keras untuk mencetak gol dan memberikan penampilan maksimal dalam balutan seragam ini,” ujar Immobile.
Catatan 23 gol tersebut adalah jumlah tertinggi yang diraih Immobile selama semusim di sepak bola level tertinggi.
Immobile mendapatkan debutnya di Serie A bersama Juventus pada 2008/09. Dua musim bereragam Si Nyonya Tua, penyerang berpaspor Italia itu cuma diberi jatah tampil tiga kali dan tak membuat satu gol pun.
Selepas menanggalkan seragam Juventus dan berkecimpung di Serie B selama dua musim, Immobile kembali ke kasta teratas Liga Italia bersama Genoa.
Nasib Immobile tak membaik di Genoa. Cuma lima gol yang sanggup dikumpulkan bomber berpostur 185 cm itu selama musim 2012/13.
Pindah ke Torino pada musim berikutnya, Immobile sukses menjadi capocannoriere atau pemain tertajam liga. Gol yang ia kumpulkan kala itu adalah 22.
Immobile kembali menjalani momen kejatuhan pada musim 2015/16. Bermain di dua klub sebagai pemain pinjaman, Sevilla dan Torino, lelaki kelahiran Torre Annunziata itu hanya membuat total tujuh gol.
“Saya senang bisa mencetak gol, tetapi selalu merasa harus melakukan hal lebih baik,” ucap Immobile.
Baca Juga:
Bantu Rekor
Melonjaknya tren ketajaman Immobile turut berpengaruh pada produktivitas Lazio.
Sebanyak 74 gol disarangkan Si Elang dalam 38 partai liga musim ini. Rinciannya adalah 40 di kandang dan 34 dalam laga tandang.
Jumlah tersebut adalah terbanyak yang pernah diraih Lazio selama berkompetisi di strata tertinggi Liga Italia. Rekor baru pun terukir dalam buku sejarah Le Aquile.
Sebelumnya, musim tersubur Lazio terjadi pada 2014/15. Mereka kala itu menyarangkan 71 gol dan finis di tangga ketiga tabel.