Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bila menilik rapor Persipura dalam delapan laga yang sudah dilakoni, bisa dikatakan tidak terlalu baik. Mereka hanya meraih tiga kali menang, tiga kali imbang, dan dua kekalahan.
Penulis: Kukuh Wahyudi
Apakah ada yang salah dengan tim berjuluk Mutiara Hitam itu? Jawabannya tentu tidak.
Bila mengacu pada rekor delapan laga di dua musim terakhir, Indonesia Super League (ISL) 2014 dan TSC 2016, Persipura juga menjalani start kurang apik. Di ISL 2014, poin yang dikumpulkan dari delapan laga pun sama seperti di Liga 1 saat ini, 16 poin.
Sementara di TSC justru lebih minim, yaitu 12 poin. Meski menjalani permulaan yang tak mentereng, toh klub asal kota pesisir Papua itu mampu mengakhiri musim di level puncak.
Mereka sukses menggondol gelar TSC 2016 dan finalis ISL 2014. Penampilan dengan grafik meningkat itulah yang kini sedang diusahakan oleh pelatih Liestiadi.
Hanya, setelah meraih tiga kali kemenangan beruntun, Yoo Jae Hoon cs bakal menemui kesulitan di pekan kesembilan. Mereka akan bertamu ke markas PSM, Stadion Andi Mattalatta, Makassar, Sabtu (13/6/2017).
"Pertemuan dengan PSM bisa dibilang sebagai laga bergengsi karena mempertemukan dua tim papan atas. Bagi kami di Persipura, meraih hasil imbang di PSM saja sudah cukup. Tapi kalau bisa meraih kemenangan mengapa tidak," tutur Liestiadi.
Agresif
Meski PSM kini memuncaki klasemen, sebenarnya penampilan tiga laga terakhir tak lebih baik dari Persipura. Reinaldo Elias Da Costa hanya meraih sekali menang, sekali imbang, dan satu kali kekalahan.
Baca Juga:
Penampilan mereka sedang tidak stabil, tak seperti sang tamu. Meski begitu, catatan kandang PSM tak bisa dipandang sebelah mata. Empat partai di Makassar disapu bersih.
Tim pelatih Persipura telah coba memetakan faktor apa saja yang membuat PSM tampil apik, khususnya bisa kuat di kandang.
"Kami akan berusaha menekan agar permainan mereka tidak berkembang. PSM memiliki lini tengah yang bagus karena adanya Willem Pluim," kata Liestiadi.
Di satu sisi, Persipura bersyukur karena Boaz Solossa, kapten sekaligus juru gedor tim, telah bisa bermain usai menjalani hukuman. Kokohnya lini pertahanan PSM (kemasukan 6 gol) memang butuh pemain cerdas seperti Boaz piawai membawa arah permainan.