Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Isco Alarcon dinobatkan sebagai pemain terbaik Real Madrid musim 2016/17 versi suporter. Bukti bahwa ia tak lagi pantas disebut sebagai pemain ke-12.
Penulis: Sem Bagaskara
Bukanlah tanpa sebab Isco disebut sebagai pemain ke-12 Madrid. Soal kualitas, memang tak ada yang meragukan pemain binaan Valencia tersebut.
Ia banyak dikagumi oleh klub-klub mapan Eropa. Manchester City berniat menjadikannya sebagai suksesor David Silva.
Di tempat lain, pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, pernah menyebut bisa bahagia hanya dengan melihat Isco bermain.
Terasa ironis bahwa sosok yang memicu kekaguman banyak klub besar itu sempat mengalami kesulitan menembus susunan starter Madrid.
Isco disebut pemain ke-12 karena baru akan memperoleh jatah merumput jika salah satu dari personel lini ofensif Los Blancos berhalangan tampil. Namun, menilik performa musim ini, Isco tak lagi pantas disebut sebagai pemain ke-12.
Penghargaan Mahou Cinco Estrellas, alias simbol untuk pemain terbaik Madrid pilihan suporter, menjadi buktinya. Isco merupakan instrumen penting dalam keberhasilan Madrid menjuarai La Liga musim ini.
Performanya kian menonjol saat kompetisi memasuki separuh jalan. Gangguan cedera yang berulang kali menghampiri Gareth Bale memang secara langsung menerbitkan kans bermain untuk Isco.
Tahukah Anda?
Selama empat musim berbaju Madrid, Isco telah mengemas 22 assist di La Liga. Koleksinya bertambah menjadi 29 biji jika turut menyertakan catatan di berbagai kompetisi.
Tapi, terlepas dari itu, Isco bermain karena dirinya memang layak. Suporter boleh mengelu-elukan penyelesaian brilian Cristiano Ronaldo dalam periode akhir kompetisi La Liga.
Namun, patut dicatat bahwa empat gol terakhir CR7 berawal dari operan Isco. Fan Los Blancos pun semakin mencintai pemakai nomor punggung 22 tersebut.
"Jangan cemas suporter Madrid. Saya akan bertahan," kata Isco kepada Marca, usai duel kontra Malaga yang memastikan gelar La Liga ke-33 bagi Los Blancos.