Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Persija Harus Kembali Jadi Sebuah Keluarga

By Jumat, 2 Juni 2017 | 12:07 WIB
Ekspresi pelatih Stefano Cugurra saat Persija menjamu Bali United pada laga pekan ketujuh Liga 1 musim 2017 di Stadion Patriot, Kota Bekasi, Minggu (21/5/2017). (HERKA YANIS PANGARIBOWO/JUARA.NET)

Persija tengah disorot lantaran performa tak memuaskan dalam tujuh pekan Liga 1. Klub berjulukan Macan Kemayoran itu cuma mengoleksi enam poin hasil sekali menang, tiga kali seri, dan tiga kali kalah serta berada di peringkat ke-15 atau satu setrip di atas zona degradasi.

Penulis: Ferry Tri Adi

Kondisi itu tentu memunculkan banyak pertanyaan, terutama dari suporter fanatik Persija, Jakmania. Bahkan tulisan #TecoOut sudah menggema baik di media sosial maupun tribun.

Di tengah tekanan suporter, pelatih Alessandro Stefano “Teco” Cugurra harus menghadapi laga berat melawan Arema pada pekan kesembilan (2/6/2017). Manajemen Macan Kemayoran memang belum menentukan nasib pelatih berdarah Brasil itu.

Namun, secara tidak langsung laga kontra Arema dijadikan pembuktian apakah Teco masih layak menakhodai Persija atau tidak.

Arsitek berusia 42 tahun itu bahkan mengapungkan optimisme memutus tren negatif Macan Kemayoran saat bentrok dengan Singo Edan. Cara itu tidak lain untuk meredam wacana panas yang dilemparkan suporter.

Ya, tiga poin kontra Arema nanti memang tidak hanya meredam kursi panas Teco, tapi juga mengembalikan kepercayaan manajemen plus suporter. Namun, apakah sesederhana itu masalah yang dihadapi Persija?

Eks asisten pelatih Macan Kemayoran, Denimar Carlos Jasino, menyebut banyak faktor yang menyebabkan Persija tak kunjung menanjak performanya.

Baca Juga:

Apa yang disebut pentolan Jakmania, Ferry Indra Syarif, soal minimnya variasi yang dimiliki Persija atau soal mental pemain yang diutarakan Nur Alim, legenda Persija, tertuang dalam obrolan BOLA dengan Denimar, Minggu (28/5/2017).

“Tentu tidak sederhana masalah yang membelit Persija. Di luar lapangan mereka terganggu masalah tempat latihan. Belum lagi kualitas pemain asing. Beragam masalah di luar lapangan itu memengaruhi performa pemain di lapangan. Saya harap Pak Gede Widiade memperbaiki dulu masalah luar lapangan,” kata Denimar.

Mantan asisten Paulo Camargo di Persija itu lebih detail mengatakan soal performa tiap pemain. Masalah variasi pemain atau dengan kata lain rotasi pemain memang menjadi persoalan sejak dirinya bersama Macan Kemayoran.

 

“Setiap pemain punya waktu berbeda-beda mencapai performa puncak. Misalnya waktu saya masih bersama Persija punya Ismed Sofyan di sayap kanan atau Ramdani Lestaluhu dan Novri Setiawan di sayap, mereka dimainkan terus. Namun, sampai kapan?" Tutur Camargo.

"Mereka punya titik penurunan performa. Kalau ingin rotasi, kami tidak punya pemain sepadan mereka bertiga. Kesulitan itu kalau saya lihat masih menyelimuti sampai sekarang,” ujar pria berkepala plontos itu.

Tak hanya itu, masalah Persija makin bertambah pelik ketika Denimar menyebut mental pemain. Ia beranggapan seringnya pergantian pelatih atau pemain bukan solusi buat Macan Kemayoran.

Pria kelahiran 1975 itu berujar bahwa persoalan Persija bisa selesai jika tiap orang di tim maupun manajemen menggugurkan egonya dan duduk bersama mencari solusi.


Protes duo pemain Persija, William Pacheco dan Muhammad Hargianto ke wasit Kusni yang memimpin laga kontra Bali United pada pekan ketujuh Liga 1 musim 2017 di Stadion Patriot, Kota Bekasi, 21 Mei 2017. (HERKA YANIS PANGARIBOWO/JUARA.NET)

Merosotnya performa klub ibu kota itu, menurut Denimar, bukan karena satu atau dua orang, melainkan keseluruhan tim harus bertanggung jawab.

“Saya merasa sudah menjadi bagian keluarga Persija. Saya sedih performa Persija belum meningkat. Saya selalu berkomunikasi dengan Teco, juga pemain seperti Novri, Ismed, atau Willian Pacheco," kata Denimar.

"Misal Pacheco selalu saya dongkrak motivasinya. Dia sudah berapa tahun di Persija dan sudah mencetak berapa gol? Dengan tinggi hampir dua meter, seharusnya tidak sulit memanfaatkan bola atas. Mana semangat mereka?"

"Tidak penting siapa lawan, tapi Persija harus melawan dengan seluruh kemampuan. Jangan bertahan, lalu kebobolan. Kalah atau menang itu soal biasa, tapi spirit di pertandingan harus muncul. Pergantian pelatih atau pemain bukan solusi,” tutur Denimar.

Baca Juga:

Ia pun merujuk beberapa nama yang lama berkostum Persija. Denimar ingin pemain-pemain yang sudah lama membela Macan Kemayoran membawa spirit Persija sebagai tim papan atas kepada penggawa anyar.

“Andritany, Ismed, Bambang Pamungkas, atau Ramdani lama di Persija. Mereka punya spirit Persija dan menularkan ke pemain lain. Pemain Persija harus cinta kepada klubnya,” ujarnya.

Poin penting untuk menaikkan performa Macan Kemayoran menurut Denimar ialah kekeluargaan. Bagi eks pemain Barito Putera itu, semua pemain harus berbaur menjadi keluarga untuk menyelesaikan masalah.

“Dalam situasi seperti ini dibutuhkan kekompakan buat bangkit. Ini persoalan semuanya, dari pelatih, pemain, sampai manajemen," ujar Denimar.

"Mereka harus duduk bersama mencari solusi. Semua pihak harus berbicara. Sudah bukan waktunya menyalahkan satu sama lain."

"Persija harus kembali menjadi keluarga dan bangkit bersama. Tak ada lagi mental jatuh. Bahkan melawan klub semenjana harus tertekan. Spirit Persija sebagai klub besar harus muncul lagi,” tuturnya lagi.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P