Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Menyelesaikan musim sebagai tim pencetak gol terbanyak dan pemilik pertahanan terbaik serta mengusung permainan terbagus di liga.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Tottenham Hotspur membuat rangkaian feat yang seharusnya cukup membuat mereka menjadi juara Premier League 2016/17.
"Meraih 86 poin seharusnya cukup untuk memenangi Premier League pada musim yang lain. Tapi, kami finis dengan cara yang kami inginkan. Saya pikir musim ini fantastis. Tim belajar dan berkembang dari musim lalu. Musim ini adalah fondasi bagus untuk mencoba menang musim depan," kata Manajer Spurs, Mauricio Pochettino, kepada Sports.
Pada akhirnya Tottenham tidak bisa menandingi konsistensi Chelsea. Spurs harus membayar mahal terlalu banyak bermain imbang pada awal musim, saat Harry Kane dkk. masih mencari bentuk permainan ideal.
Spurs jadi sudah kalah start sejak tiga pertandingan pertama. Apalagi kemudian Chelsea sempat mengukir streak 13 kemenangan. Saat Tottenham menemukan performa terbaik, semuanya sudah terlambat.
Baca Juga:
Kane dkk. hanya sebatas menempel Chelsea di posisi kedua. Akan tetapi, seperti yang dinyatakan oleh Pochettino, The Lilywhites dapat menghibur diri dengan fakta bahwa 2016/17 adalah musim terbaik mereka sepanjang sejarah di EPL.
Sebelumnya, Spurs belum pernah bisa finis di peringkat dua. Pencapaian terbaik mereka adalah posisi ketiga pada musim lalu. Raihan 86 poin juga menjadi rekor tertinggi buat Tottenham.
Catatan terbaik sebelumnya di Premier League adalah 72, yang diraih pada 2012/13. Tottenham berhasil membuat sejarah baru dan pencapaian itu mungkin bisa menjadi pengganti trofi.
Juga bisa menjadi pemicu keyakinan bahwa Tottenham sebetulnya punya apa yang dibutuhkan untuk menjadi juara.
Target awal: empat besar
Realisasi: peringkat kedua
Rapor: 8,5
MOMEN TERBAIK - Menyudahi Streak
Chelsea Jika menang di pekan ke-20 ini (4/1), Chelsea akan mengukir rekor baru kemenangan beruntun terbanyak di EPL. Tottenham merusak impian itu. Kemenangan 2-0 juga mengonfirmasi Spurs adalah rival sejati The Blues dalam perebutan gelar juara.
MOMEN TERBURUK - Impian Juara Tamat di London
Spurs sedang dalam streak sembilan kemenangan dan terus menekan Chelsea. Siapa sangka, kekalahan datang dari tim yang "tidak-tidak": West Ham di peringkat 15 pada pekan ke-35. Kejadiannya di London pula! Impian juara Spurs tamat usai laga ini.
BINTANG - Harry Kane
Siapa lagi kalau bukan sang striker andalan? Tak mudah mengulangi prestasi menjadi top scorer. Kane melakukannya dengan kondisi dia sering diganggu cedera.
FLOP - Vincent Janssen
Direkrut mahal dengan harapan bisa setidaknya melapis Harry Kane, top scorer Eredivisie 2015/16 ini tak bisa menunjukkan ketajamannya. Dia hanya bikin dua gol dalam 27 penampilan di liga.
PELATIH - Mauricio Pochettino
Menangani Tottenham sejak 2014/15, Pochettino selalu membawa Spurs membaik di EPL. Dari peringkat lima, tiga, dan sekarang dua. Teorinya, musim depan Tottenham hanya bisa menjadi juara!