Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mendatangkan Pep Guardiola, Manchester City mungkin sudah membayangkan banyak gelar dalam benak mereka. Premier League yang diharapkan kembali ke Stadion Etihad ternyata jauh dari jangkauan.
Penulis: Christian Gunawan
Start Citizens tampak menjanjikan hingga menjadi favorit. Sergio Aguero cs. mencatat enam kemenangan beruntun di enam laga pertama.
Yang juga masuk perhatian adalah kemenangan di Old Trafford, yang juga berarti kemenangan Pep atas rival besarnya, Jose Mourinho. Setelah itu, turbulensi mulai dirasakan City.
Tiga laga berikutnya hanya memberikan dua poin, dimulai dengan kekalahan dari Tottenham. The Citizens takkan menyangka Spurs di akhir musim mencatat finis lebih tinggi.
Kondisi internal tim juga tak sepenuhnya kondusif. Kengototan Guardiola menepikan Yaya Toure sampai November karena perselisihan dengan agen si pemain tampak berharga mahal.
Padahal, lini tengah City membutuhkan tenaga dan mobilitas eks gelandang Barcelona itu.
Jaminan Musim Depan
Saat mencoba memaksimalkan sepasukan pemain bagus, cedera Vincent Kompany, Ilkay Guendogan, dan Gabriel Jesus menurunkan performa.
John Stones tak bisa membayar transfer mahalnya. Ia gagal menutup kehilangan Kompany.
Baca Juga:
Menjelang akhir musim, City malah terbilang beruntung bisa mendulang banyak poin untuk memastikan peringkat ketiga.
Kegagalan di Liga Champion boleh jadi membuat City cukup berkonsentrasi untuk tiket ke kompetisi antarklub Eropa yang sama dari finis di liga itu. Pada akhirnya, City mesti puas dengan tiga besar.
“Saya sangat gembira musim ini. Kami bersaing di semua kompetisi. Satu-satunya penyesalan adalah kami tak bersaing sampai akhir. Musim depan, saya menjamin kami akan meraih titik yang lebih tinggi,” ucap Pep setelah pekan terakhir seperti dikutip BBC.
Target awal: juara
Realisasi: Peringkat ketiga
Rapor: 7,5
MOMEN TERBAIK - Bulan Madu Cepat
Enam kemenangan beruntun di enam pertandingan pertama, termasuk menang dalam derbi di Old Trafford, menjadi periode yang menyenangkan buat kubu The Citizens.
Masa itu praktis menjadi bulan madu Manchester Biru dengan Guardiola, yang kemudian berlangsung sesaat itu saja.
MOMEN TERBURUK - Digunduli di Goodison
Bukan tim pesaing seperti Chelsea, Liverpool, Tottenham, atau Man. United yang membuat City menelan kekalahan terbesar. Di rumahnya pada 15 Januari, Everton menekuk City dengan empat gol tanpa balas. Padahal, skor saat jeda masih kacamata. Dengan dominasi Chelsea saat itu, gelar seperti mustahil buat City.
BINTANG - Jesus, Masa Depan
Transfer lumayan besar, 27 juta pound, untuk Gabriel Jesus seperti terbayar setiap sennya. City mungkin pula menyesal Jesus baru bisa bergabung pada Januari. Apa pun, Citizens mendapatkan masa depan dalam diri Jesus.
FLOP - Stones Tidak Cadas
Transfer mahalnya, 47,5 juta pound dari Everton pada musim panas, ternyata menjadi beban berat buat John Stones. Bek berusia 22 tahun ini bahkan tercatat sebagai pemain tersering melakukan kesalahan yang mengawali gol lawan.
PELATIH - Beban Berat Pep
Secara keseluruhan, Pep Guardiola gagal memenuhi ekspektasi tinggi yang menyertai nama dan reputasi tinggi. Setelah kegagalan memberikan gelar, musim mendatang bakal berat untuk eks bos Barcelona dan Bayern Muenchen asal Spanyol ini.