Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Real Madrid menjuarai La Liga untuk pertama kali sejak 2011-2012. Los Blancos sangat layak menyandang status kampiun musim ini.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Perjalanan Madrid ke tangga juara tak mudah, sempat naik-turun, serta penuh perjuangan. Ya, tema juara Los Blancos musim ini barangkali soal perjuangan.
Bagaimana tidak? Madrid sukses mencetak gol di setiap pertandingan liga untuk kali pertama sepanjang sejarahnya. Tapi, gol-gol itu kerap muncul di akhir laga.
Bahkan, hampir seperempat dari total partai Madrid di La Liga, ada torehan gol di 10 menit akhir yang akhirnya memberikan poin buat Los Blancos, baik itu kemenangan atau hasil seri.
Beberapa di antaranya terjadi di partai sengit dan vital, seperti laga el clasico jilid pertama.
Gol-gol itu yang pada akhirnya memunculkan start bagus Madrid tak terkalahkan dalam 16 partai awal di La Liga musim ini. Start brilian membawa Madrid sukses memuncaki klasemen sejak pekan ketiga.
Sempat naik-turun posisi karena laga tunda dan hasil minor, Madrid akhirnya konsisten menempel sang rival Barca dengan satu partai sisa tunda. Madrid menyalip Barcelona di dua laga terakhir dan memastikan diri juara di jornada pamungkas.
Keberhasilan Madrid juara ke-33 kali di La Liga terasa lebih spesial lantaran Zidane berhasil membuat sebuah strategi rotasi yang rasanya bisa diterima semua pihak, bahkan didukung Cristiano Ronaldo.
Baca Juga:
Alhasil, ada 20 pemain Madrid musim ini dengan jam terbang di atas 1.000 menit! Sebuah hal yang tak biasa untuk tim juara.
Pun dengan banyaknya peluang tampil bagi setiap pemain yang akhirnya memunculkan alternatif baru buat sumber gol. Hampir semua personel Madrid bikin gol, kecuali tiga kiper dan duo bek Fabio Coentrao dan Dani Carvajal.
Plaza Cibeles pun menggelar pesta, tapi barangkali bukan yang terbesar karena bulan depan pesta bisa digelar lagi di sana setelah Los Blancos mewujudkan asa meraih gelar dobel La Liga dan Liga Champions.
Momen Terbaik: Rekor Tanpa Kalah
Madrid mengawali musim ini secara brilian, tak terkalahkan di 16 partai liga, enam duel liga Champions, empat partai Copa del Rey, dan satu laga Piala Super Eropa.
Plus 13 laga tanpa kalah di semua ajang pada penutupan musim lalu, Madrid mencatatkan rekor baru Negeri Matador, 40 partai tak terkalahkan di semua ajang.
Momen Terburuk: Gol Menit Akhir
Gol menit akhir adalah spesialisasi Madrid. Tapi, mereka merasakan sendiri senjata utama saat kalah 2-3 dari Barcelona di el clasico jilid II di Santiago Bernabeu.
Untuk pertama kali sepanjang sejarah di La Liga, Madrid kalah di Bernabeu karena gol di injury time oleh kubu tamu.
Bintang: Francisco "Isco" Alarcon
Awalnya bukan pilihan utama, tapi Isco cepat menjelma sebagai mesin kreativitas Los Blancos. Jumlah golnya hanya kalah dari CR7, Morata, dan Benzema. Total assist cuma tertinggal dari Toni Kroos dan Marcelo.
Flop: Gareth Bale
Bale terlalu sibuk terus berkutat dengan cedera sehingga tak bisa maksimal. Bahkan, saat ia bisa dimainkan, Bale tak memenuhi ekspektasi dengan dasar musim terdahulu yang luar biasa.
Pelatih: Zinedine Zidane
Pengalaman dan status sebagai eks superstar sepak bola barangkali menjadi salah satu alasan mengapa ia sangat didengarkan oleh para bintang Real Madrid saat ini, seperti Ronaldo, yang mau memahami keputusannya dirotasi.