Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Manchester United akan menghadapi Ajax Amsterdam pada final Liga Europa, Rabu (24/5) di Stockholm. Manajer United, Jose Mourinho, punya hubungan yang bisa dikatakan baik-baik saja dengan pelatih Ajax, Peter Bosz.
Penulis: Dian Savitri
Lantas, apa urusan Rafael Benitez dengan Mourinho terkait final Liga Europa nanti? Benitez, yang kini adalah Manajer Newcastle United, punya sejarah perseteruan yang tidak pendek dengan Mourinho.
Menurut Chronicle Live, rivalitas Mourinho dengan Benitez sudah dimulai sejak 2004 alias 13 tahun lalu. Hingga kini, perseteruan itu tetap pahit. Apalagi saat ini, ketika Mourinho memakai gelar di Liga Europa sebagai usaha terakhir United untuk bisa bermain di Liga Champion musim depan.
Kalah dari Ajax, berarti tidak ada lagi plan C yang bisa dipakai untuk akses ke Liga Champion. Plan A adalah melalui Premier League dan itu sudah gagal. Plan B adalah Liga Europa. Kembali ke perseteruan Mourinho dengan Benitez.
Saking panasnya rivalitas itu, sampai-sampai Montse, istri Benitez, ikut bicara juga. Montse Benitez mengatakan suaminya menghabiskan banyak waktu untuk “membereskan sampah” yang ditinggalkan Mourinho ketika Benitez menjadi pelatih di Real Madrid dan Chelsea.
Apa kata Mourinho?
"Dengan penuh rasa hormat, Nyonya Benitez sedikit bingung. Dia bingung sebab kenyataannya suaminya ke Chelsea untuk menggantikan Roberto Di Matteo dan ke Real Madrid untuk menggantikan Carlo Ancelotti. Satu-satunya klub di mana suaminya menjadi pengganti saya adalah Inter Milan. Dalam waktu enam bulan, ia menghancurkan tim terbaik di Eropa," kata Mourinho.
Perubahan Pikiran
Mourinho tidak suka dengan Liga Europa. Siapa pun tahu, itu adalah turnamen kelas dua di Eropa dan tidak perlu dibicarakan lagi. Akan tetapi, rupanya Mourinho tetap harus menegaskan lagi.
Yang paling utama adalah ketika Benitez kelar membawa Chelsea menjadi juara Liga Europa edisi 2013. Ketika itu, Mourinho masih berada di Real Madrid dan musim berikutnya menggantikan Benitez di Chelsea.
“Saya tidak mau menjadi juara Liga Europa. Saya tidak ingin pemain saya merasa bahwa Liga Europa adalah jatah untuk kami,” celetuk Mourinho ketika itu.
Saat itu, Mourinho berusaha mengecilkan prestasi Benitez yang memenangi trofi Liga Europa, satu-satunya trofi yang pernah diraih manajer asal Spanyol itu selama ia berada di klub itu sejak 22 November 2012 hingga 26 Mei 2013.
Baca Juga:
Benitez hadir di Chelsea sebagai pengganti Di Matteo, yang sukses mengangkat trofi Liga Champion musim sebelumnya. Sekarang pendapat Mourinho berbalik 180 derajat. Liga Europa menjadi prioritas buat manajer asal Portugal itu.
Musim ini, United memang sudah meraih gelar juara di Piala Liga, namun itu hanya memberikan jalan ke Liga Europa musim depan. Mourinho ingin United bisa menjadi juara di Liga Europa.
“Saya tidak tahu cara berpikir klub lain. Saya tidak tahu apa yang penting buat mereka. Di Manchester United, yang penting adalah menjuarai sebuah trofi ketimbang berada di empat besar liga,” kata Mourinho.
“Kami tahu Liga Europa adalah sasaran besar. Kalau kami kalah di final, maka tidak akan bisa tampil di Liga Champion musim depan. Namun, tim berjuang untuk bisa meraih gelar. Untuk klub yang saat ini berada di empat besar liga, mungkin mereka juga akan matimatian jika berada di posisi yang kami hadapi saat ini,” kata manajer kelahiran 26 Januari 1963 itu.
Bila Mourinho bisa membawa United memenangi Liga Europa, akankah dia mengakui bahwa kata-kata sebelumnya salah dan ia juga akan memuji Benitez karena prestasinya bersama Chelsea?
Sembilan puluh persen, tidak usah berharap seperti itu. Bukan itu cara berpikir Mourinho, apalagi jika menyangkut Benitez.