Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sepasang gelar Liga Champions dimenangi Jose Mourinho dengan cara meyakinkan. Pada 2004 ia mengantar FC Porto membekuk utusan Prancis AS Monaco 3-0 di partai final.
Penulis: Sem Bagaskara
Berselang enam tahun, Mourinho menghadirkan trofi Si Kuping Besar buat Inter Milan, yang memukul Bayern Muenchen dua gol tanpa balas.
Namun, bukan dua final itu yang paling mengaduk-aduk emosi Mourinho. Rasa gugup terhebat justru muncul saat Mou memimpin Porto berlaga menghadapi Celtic FC di final Piala UEFA pada 2003.
Tahun ini, Mou akan kembali berpartisipasi dalam final kompetisi yang menjadi pembuka jalan dirinya menuju ketenaran.
Seperti dilansir situs UEFA, pelatih beralias The Special One itu bertekad mengulangi memori indah bersama Porto.
Apakah ada ruang dalam lemari kabinet Anda untuk trofi Liga Europa?
Liga Europa adalah satu-satunya trofi yang replikanya tidak saya miliki. Soalnya, orang suruhan saya bilang tak bisa membuat replika piala yang rumit.
Saya punya tiruan piala Liga Champions, Premier League, dan La Liga, semua gelar yang beruntung bisa saya menangi.
Pada masa saya, 2003, turnamen belum bernama Liga Europa. Piala UEFA sungguh indah, terlalu berat dan terlalu sulit untuk dibuat replikanya.
Namun, saya menyimpan medali juara dan yang lebih penting dari itu, saya menyimpan kenangan.
Tim Anda, Porto, mengalahkan Celtic 3-2 untuk memenangi Piala UEFA 2003. Apa makna kemenangan itu?
Tak seorang pun menyangka kami menang. Tim muda, sembilan dari 11 starter pemain Portugal, dan pelatih muka baru tanpa pengalaman internasional.
Saya memutuskan bertahan di Porto semusim lagi dan Anda tahu, saya mensyukuri keputusan itu!
Saya pikir ini adalah awal dari semuanya, memenangi sebuah trofi kompetisi antarklub Eropa dan semusim berikutnya: Liga Champions.
Baca Juga:
Setahun setelahnya saya meninggalkan Portugal untuk memulai petualangan. Saya selalu bilang partai puncak Piala UEFA adalah final paling emosional dalam karier saya sebab final Liga Champions pada 2004 dan 2010 lebih terkontrol.
Ketika final Piala UEFA 2003 skornya 1-0, 1-1, 2-1, 2-2, perpanjangan waktu, dan 3-2. Malam yang sangat emosional bagi kami.
Apakah kita bisa menyaksikan Mourinho berlari di pinggir lapangan jika Anda menjuarai Liga Europa bersama Manchester United.
Kenapa tidak? Tergantung, tapi akan menjadi sebuah hal luar biasa bagi klub untuk kembali memenangi trofi kompetisi antarklub Eropa, kembali bermain di Piala Super Eropa.
Hal tersebut akan menjadi pencapaian hebat bagi tim. Klub selalu lebih penting dari kami semua.