Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Agak terlambat, tetapi akhirnya Granit Xhaka membuktikan kemampuannya. Arsene Wenger mulai menemukan lakon yang tepat buat sang gelandang dan itu bukan peran defensif seperti yang ditiupkan pada awal musim.
Penulis: Christian Gunawan
Hampir sepanjang musim gelandang asal Swiss ini dikritik setelah Arsenal mengeluarkan 35 juta pound untuk mendatangkannya.
Padahal, Arsene Wenger telah mengirimkan Jack Wilshere ke Bournemouth untuk menyediakan ruang buat eks kapten Borussia Moenchengladbach itu.
Adaptasi di klub London Utara ini memang terbukti berat buat Xhaka.
Baca Juga:
Walau secara fisik tampak pas buat persaingan ketat Premier League, pemain berusia 24 tahun itu mendapati agresivitas sepak bola Inggris tak mudah dilakoni.
Jadi, pemandangan yang sering muncul adalah kekikukan gelandang binaan Basel itu di lini tengah Si Gudang Peluru.
Wenger pada awal musim salah mendiagnosis Xhaka.
Pada awal musim, manajer asal Prancis yang menyatakan akan menentukan masa depannya di klub setelah final Piala FA, menyebut lebih menginginkan Xhaka berperan sebagai gelandang penjelajah dari kotak ke kotak.
Alasan Wenger, seperti dikutip ESPN: “Ia memiliki hasrat, tenaga, dan operan jarak jauh yang bagus. Ia gemar mengawali permainan tim dari daerah sendiri, teetapi mempunyai tenaga besar untuk berlari dan menjelajah.”
Tak keliru menyebut Xhaka mengalami kesulitan dengan peran itu.
Pemain yang telah mencatatkan enam gol dari 48 penampilan di tim nasional Swiss ini tak cukup gesit untuk naik dan turun di lapangan seperti yang diinginkan Wenger. Pada November, Wenger membuat penilaian lain.
“Granit lebih mirip sebagai deep playmaker daripada gelandang penjelajah. Ia tak memberikan pengaruh di daerah lawan sebesar di separuh lapangan sendiri. Ia lebih merupakan pemain dengan operan fantastis dari wilayah sendiri,” kata Wenger.
Kendati mengundang pertanyaan mengenai masukan dari pemandu bakat Gunners, perubahan ini mengeluarkan kemampuan terbaik Xhaka.
Pada dasarnya, ia adalah pengoper, bukan pelari, juga bukan penggasak seperti yang pada awal musim ditugaskan kepadanya.
Pemain kelahiran Basel, Swiss, ini memiliki kemampuan apik dalam mengatur serangan.