Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pebulu tangkis spesialis ganda, Liliyana Natsir, akan menjadi salah satu bintang tuan rumah pada gelaran BCA Indonesia Open Superseries Premier (BIOSSP) 2017, 12-18 Juni.
Pada event yang akan digelar di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC) Senayan tersebut, Liliyana berpasangan dengan Tontowi Ahmad, yang saat ini membela Indonesia pada Piala Sudirman.
Sejak berpasangan dengan Tontowi, Liliyana belum pernah menjuarai Indonesia Open. Dia pernah menjadi juara ketika berpasangan dengan Nova Widianto (ganda campuran, 2005) dan Vita Marissa (ganda putri, 2008).
"Saya dan Tontowi sudah pernah tiga kali juara All England dan menjadi juara dunia di negara orang. Tetapi, kami malah belum pernah juara Indonesia Open. Saya masih penasaran," kata Liliyana.
"Tahun ini, Indonesia Open digelar di JCC. Mungkin, di Istora saya dan Tontowi kurang beruntung. Semoga kali ini, di JCC, kami bisa juara, amin," ujar Liliyana lagi.
Istora tidak bisa dipakai untuk menggelar Indonesia Open 2017 karena masih dalam proses renovasi.
Liliyana tidak masuk dalam tim Indonesia pada Piala Sudirman karena masih dalam proses pemulihan cedera lutut.
"Sampai sekarang saya masih berusaha supaya bisa lebih baik. Saya menjalani terapi penguatan kaki. Minggu ini saya baru akan latihan teknik di lapangan, tetapi harus hati-hati, jangan sampai cederanya kambuh lagi," ujar Liliyana.
Liliyana tidak dibebani target khusus pada Indonesia Open kali ini. Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) menetapkan satu target gelar dan dibebankan pada sektor ganda putra.
"Meski tidak ada target dari pegurus, kami ganda campuran menargetkan bisa juara. Ada Tontowi dan Liliyana, enggak mungkin kita targetnya cuma semifinal," kata Nova yang sekarang menjadi salah satu pelatih nasional ganda campuran.
"Namun, beban targetnya lebih ke Praveen Jordan/Debby Susanto. Liliyana sudah ada umur, dia sudah bertanding dari zaman saya masih jadi pemain," kata Nova lagi.
Nova lalu mengatakan bahwa pindahnya lokasi event dari Istora ke JCC bisa menjadi kesempatan bagus bagi sektor ganda campuran untuk menyumbangkan gelar.
Pasangan ganda campuran Indonesia terakhir yang menjuarai turnamen ini adalah Nova/Butet pada 2005.
"Biasanya kami kan harus melawan 'keangkeran' Istora. Mungkin tahun ini kami bisa juara karena event tidak lagi digelar di sana," kata Nova.
Nova menjelaskan bahwa persiapan para pemain berjalan normal seperti biasa. Persiapan non-teknis jadi salah satu perhatian utama agar para pemain bisa lebih siap menghadapi tekanan yang lebih besar.