Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Vietnam menjadi wakil tunggal Asia Tenggara pada Piala Dunia U-20 di Korea Selatan.
Tim asuhan Hoang Anh Tuan meraih tiket ke putaran final setelah mencapai babak empat besar Piala AFC U-19 2016. Mereka mendampingi Iran, Jepang, Arab Saudi, dan negara tuan rumah sebagai representasi Asia.
Capaian Vietnam cukup mengejutkan buat kalangan sepak bola Asia Tenggara, meskipun Myanmar sempat melakukan langkah serupa pada edisi 2015.
Lantas, apa yang membuat tim muda Vietnam begitu melejit? Berikut ini adalah sejumlah alasannya:
1. Jepang
Vietnam membentuk pondasi kuat untuk pembinaan pesepak bola muda. Mereka berkiblat kepada Jepang.
Alasannya, pemangku kepentingan di sana melihat adanya kelemahan dari postur pemain Vietnam kebanyakan, sama halnya ketika Jepang bersua tim Eropa.
Hal itu diketahui JUARA ketika berbincang dengan Manajer Promotion Fund of Vietnamese Football Talents (PVF), Nguyen Ngoc Thanh Tram, pada 2015. PVF adalah akademi asal Vietnam yang berkompetisi di J-League U-16.
“Kami sempat meniru gaya Barcelona saat ditangani Joseep Guardiola. Pemain memiliki visi bermain yang kreatif, meski posturnya tak sebesar pemain Real Madrid," tutur dia.
"Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Begitu berganti pelatih, konsep bermain berubah lagi. Oleh sebab itu, kami melihat ke Jepang yang semakin tumbuh pesat baik di level kompetisi maupun timnas,” ujarnya.
2. Bantuan Eropa
Selain itu, Vietnam menjalin kerja sama dengan Arsenal berkat koneksi dari Doan Nguyen Duc, salah satu pengusaha di sana. Hasilnya, Arsenal membangun akademi sepak bola bernama HAGL-Arsenal JMG.
Inter Milan dan Borussia Dortmund juga mengikuti jejak Arsenal. Inter Milan bekerja sama dengan klub V-League - kasta teratas Liga Vietnam, Becamex Binh Duong, sedangkan Borussia Dortmund menjalin kontak dengan Viettel Football Academy.
3. Lapangan
Di mata Steve Darby, eks asisten pelatih Thailand yang tinggal di Vietnam, kuantitas lapangan juga berpengaruh.
Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) menghamburkan uang donasi FIFA dan AFC dengan bijak untuk membangun komplek latihan kelas dunia di My Dinh.
Hanya, menurut Darby, penggunaan lapangan belum menyeluruh. Masih ada banyak daerah tidak terjangkau sehingga perlu dimaksimalkan.
"Pada pukul 5 sore waktu setempat, Anda bisa menemukan orang-orang bermain sepak bola dengan batu bata sebagai gawang di jalanan sekitar komplek tersebut," kata Darby.
4. Kantong pemain
Apabila Indra Sjafri harus melakukan "blusukan" untuk mencari pemain level U-19, Hoang Anh Tuan mungkin merasa lebih dimudahkan.
Tersedia kompetisi level U-19 di Vietnam sebagai kantong talenta. Kebanyakan pemain yang dipanggil ke Piala Dunia U-20 pun terikat kontrak dengan klub-klub besar, meski cuma berstatus anggota tim junior.
5. Matang
Hoang Anh Tuan juga memiliki kematangan dan wawasan mendalam terkait sepak bola Vietnam. Dia sudah mulai dipersiapkan sejak 2015 atau dua tahun setelah Indra Sjafri membawa Indonesia menjuarai Piala AFF U-19 2013.
Total, Hoang Anh Tuan sudah mengarungi dua kali Piala AFF U-19 dan satu edisi Piala AFC U-19. Piala U-20 kali ini adalah turnamen keempatnya.