Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Fleksibilitas Montella Berharga Eropa buat AC Milan

By Senin, 22 Mei 2017 | 17:02 WIB
Ekspresi pelatih AC Milan, Vincenzo Montella, dalam laga Serie A di markas Crotone, Stadion Comunale Ezio Scida, Crotone, 30 April 2017. (MAURIZIO LAGANA/GETTY IMAGES)

Milan memastikan kelolosan ke Liga Europa musim depan berkat keberhasilan mereka finis di posisi enam Serie A 2016-2017. Fleksibilitas taktik sang pelatih, Vincenzo Montella, adalah kendaraan yang membawa Milan kembali ke Eropa.

Milan sukses mematri posisi keenam klasemen Serie A 2016-2017 setelah mereka membekuk Bologna tiga gol tanpa balas pada pekan ke-37.

Liga memang masih menyisakan satu pekan lagi, tapi perolehan angka Milan sudah tak mungkin dikejar dua pesaing terdekat mereka, Fiorentina dan Inter Milan.

"Prioritas tim adalah lolos ke kompetisi Eropa dan kami berhasil mewujudkannya," ujar ahli strategi Milan, Vincenzo Montella.

Montella layak diberikan kredit khusus terkait keberhasilan Milan menembus zona Eropa.

Mentalitas pantang menyerah berhasil disuntikkan Montella ke dalam skuat yang banyak bermaterikan pemain muda.

Milan layak optimistis menatap masa depan mengingat Montella sekali lagi menunjukkan fleksibilitas dalam pemilihan taktik.

Nyaris di sepanjang musim ini Montella mengandalkan format 4-3-3. Akan tetapi dalam dua pertandingan terakhir, pelatih kelahiran Napoli itu menggeber modul 3-5-2.

Skema 3-5-2 pertama kali dipakai Montella di Milan saat tim asuhannya bermain imbang 1-1 dengan Atalanta pada pekan ke-36.

Formasi itu adalah siasat Montella untuk mengatasi krisis bek sayap yang menimpa timnya. Taktik serupa kembali muncul saat Milan membekuk Bologna 3-0 sepekan berikut.

"Sebelumnya di tengah permainan, kami pernah bermain dengan 3-5-2. Hari ini, kami memutuskan untuk memainkannya sejak menit pertama dan tim menunjukkan bahwa mereka bisa beradaptasi dengan sistem ini," kata Montella seusai pertandingan kontra Atalanta dua pekan silam.

Fleksibilitas taktik sangat diperlukan sebuah tim yang berkompetisi di pentas kompetisi antarklub Eropa. Lihat saja bagaimana Juventus musim ini sanggup mencapai final Liga Champions dengan bekal formasi yang kaya.

Baca Juga:

Juve asuhan Massimiliano Allegri tahu kapan harus bermain dengan sistem solid 3-5-2 atau beralih ke pakem ofensif, 4-2-3-1.

Milan asuhan Montella telah sedikit memberikan impresi terkait fleksibilitas taktik. Apakah skema 3-5-2 cocok dengan filosofi dan tradisi Milan?

Selama ini Milan identik dengan skema empat bek, keberadaan trequartista, dan sepasang penyerang. Tapi, identitas itu dibangun oleh Silvio Berlusconi yang kini telah lengser dari kursi presiden klub.

Tanpa Berlusconi, Montella bisa lebih nyaman mengutak-atik formasi. Di bawah kepemimpinan baru, barangkali Milan juga perlu menampilkan wajah baru.

Toh, skema tiga bek pernah membawa Milan kepada kejayaan. Pada 1998-1999 titel scudetto sukses diraih Milan asuhan Alberto Zaccheroni yang senang menggeber formasi 3-4-3 atau 3-4-1-2. 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P