Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Liga Primer Rusia masih menyisakan dua pekan lagi, tapi Spartak Moskva telah memastikan diri meraih gelar juara dengan catatan yang superior. Keunggulan mereka dari penguntit terdekat yang juga rival sekota, CSKA, sampai 10 poin.
Penulis: Christian Gunawan
Penantian Spartak selama lebih dari satu setengah dasawarsa pun berakhir. Perjalanan klub berjulukan Krasno-Belye atau Si Merah- Putih itu musim ini tergolong mengesankan. Spartak memenuhi salah satu syarat kesuksesan buat tim Moskow. Klub milik Leonid Fedun, pebisnis minyak bumi, mencatat kemenangan terbanyak di derbi ibu kota.
Sejak terakhir kali Spartak mengangkat trofi liga pada 2001 alias 16 tahun lalu, Liga Rusia menampilkan dua klub ibu kota lainnya (CSKA dan Lokomotiv Moskva) beserta dua klub kota lain, Zenit St. Petersburg dan Rubin Kazan, di daftar kampiun. Di enam musim terakhir, liga didominasi CSKA dan Zenit.
Setelah 2001, Spartak lima kali finis sebagai runner-up, dengan yang terakhir pada 2011/12. Namun, pada empat musim terakhir, Si Merah-Putih terlempar dari tiga besar. Jadi, gelar kesepuluh di Liga Primer Rusia, atau yang ke-22 jika menyertakan Liga Uni Soviet sebelum 1992, yang diraih Spartak menjadi kejutan tersendiri musim ini.
Bukan favorit utama pada awal musim, Spartak dianggap bisa berbicara banyak pada 2016/17 ini. Krasno-Belye memiliki sejumlah pemain berbakat.
Dari legiun asing, hadir Quincy Promes, Fernando (gelandang bertahan yang sempat dua musim di Shakhtar dan semusim di Sampdoria), Ze Luis, dan Lorenzo Melgarejo yang pernah bermain di Benfi ca. Mereka bersanding dengan se jumlah pemain lokal yang tercatat masih menjadi anggota timnas Rusia, seperti Denis Glushakov, Roman Zobnin, dan Ilya Kutepov.
Promes, binaan Ajax, menjadi fi gur penting dalam raihan gelar klub yang berkandang di Otkrytie Arena ini. Pemain berusia 25 tahun itu menorehkan 11 gol dan 9 assist.
Seperti musim ini, penyerang asal Belanda tersebut telah menjadi pencetak gol terbanyak Si Merah- Putih di dua musim sebelumnya. Namun, Spartak hanya finis di peringkat keenam dan kelima di dua musim terakhir itu.