Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Jika Liliyana Natsir tak cedera lutut, perempuan berusia 31 tahun itu akan menjadi pemain terlama yang memperkuat skuat Indonesia apada ajang Piala Sudirman 2017.
Penulis: Dede Isharrudin
Maklum, Butet (sapaan akrab Liliyana Natsir) sudah masuk tim sejak 2003. Tepatnya ketika berusia 18 tahun dan berpasangan dengan Nova Widianto. Saat itu, mereka jadi pelapis ganda campuran utama tim, Tri Kusharjanto/Minarti Timur.
Kin.i status pemain senior disandang Greysia Polii di ganda putri. Greys, panggilan akrabnya sejak 2005 sudah memperkuat tim di ajang beregu nomor campuran itu. Saat itu, ia disandingkan dengan Jo Novita dengan status pemain pelapis.
Kiprah sebagai ganda putri utama langsung disandang Greysia pada 2007. Bersama Vita Marissa, ia menyumbangkan poin penting di semifinal saat menang atas Donna Kellogg/Gail Emms, 18-21, 21-18, 21-16 untuk mengalahkan Inggris, 3-2.
Vita/Greysia mengantar Indonesia lolos ke final dan menantang China. Namun, belum sempat bertanding di babak final yang berlangsung di Glasgow, Skotlandia, tim Merah Putih sudah lebih dulu kalah 0-3.
Kini, dalam tim Piala Sudirman 2017, peran Greysia boleh dibilang sebagai pembimbing. Apalagi partnernya, Nitya Krishinda Maheswari belum pulih pasca operasi lutut kanan.
Greysia akan berpasangan dengan Apriani Rahayu, debutan di kejuaraan ini. Dengan kondisi itu, tak pelak beban utama sektor ganda putri akan berada di tangan Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari.
"Saya pikir, status sebagai pemain senior bukan beban karena semua pemain yang masuk skuat Piala Sudirman dituntut untuk menyumbang satu demi satu poin untuk Indonesia. Jadi, hal itu tak perlu dipikirkan," ucap Greysia tentang tanggung jawabnya.
Oleh sebab itu, pemain berusia 29 tahun itu berharap para pemain putri lainnya punya misi yang sama.
"Adik-adik saya juga harus bisa mengemban tugas ini. Saya berterima kasih masih dipercaya, tapi saya lebih ingin adik-adik saya juga berperan karena jika mereka bisa melakukannya akan ada kebanggaan. Peran saya akan membimbing dan membantu mereka menggali pengalaman," ujarnya.
Baca Juga:
Memompa Semangat
Hal senada juga diungkapkan manajer tim, Susy Susanti yang menyatakan pemain senior dibutuhkan dalam kejuaraan beregu karena bebannya lebih besar ketimbang turnamen individu.
"Hasil seorang pemain di kejuaraan beregu akan menentukan hasil tim. Pemain senior bisa menjadi andalan, meskipun siapa yang akan diturunkan akan melihat kondisi terakhir," ujarnya.
Kabid Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI ini juga menambahkan, meskipun pemain senior tidak dimainkan, keberadaan merea dalam tim tetap dibutuhkan. Mereka bisa membagi pengalaman dan memotivasi para pemain muda.
"Mereka bisa melakukan hal-hal kecil, seperti mengambil air minum, memberikan dukungan saat menonton, atau memompa semangat. Hal itu pengaruhnya besar bagi tim," aku Susy.
Di sektor putra, status senior disandang Tontowi Ahmad dan Muhammad Ahsan. Meski sama-sama berusia 29 tahun, Ahsan lebih dulu membela tim pada 2007, sementara Tontowi baru berpartisipasi pada 2011.
Dengan kondisi sektor ganda campuran dan ganda putra menjadi tumpuan untuk selalu mengamankan poin, maka kepada kedua pemain tersebut masih dituntut andil lebih besar, yakni harus menang saat diturunkan.
"Jika diberi kepercayaan untuk bertanding, maka target utama adalah menyumbangkan poin. Meski kali ini saya tidak dengan Cik Butet, saya akan berusaha bermain sebaik mungkin," ujar Owi.
Jika melihat sejarah para pebulu tangkis Indonesia yang masih bertaji saat sudah berstatus senior, harapan kepada Greysia, Tontowi, dan Ahsan tidak boleh putus.