Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pemain Debutan Tambah Jam Terbang dan Regenerasi di Piala Sudirman 2017

By Rabu, 17 Mei 2017 | 23:15 WIB
Fitriani, tunggal putri berperingkat tertinggi Indonesia di ranking BWF, saat berlatih di Pelatnas PBSI Cipayung. (DOK. BOLA/MUHAMMAD BAGAS)

Angin baru tengah melanda tim-tim unggulan yang akan bertanding pada Piala Sudirman 2017 di Carrara Sport and Leisure Centre, Gold Coast, Australia, 21-28 Mei. 

Penulis: Dede Isharrudin

Selain China, Korea Selatan, dan Jepang yang berisi kombinasi antara pemain senior dan muda, Indonesia juga menyisipkan beberapa pemain debutan.

Jika dua tahun lalu di ajang beregu campuran paling elite ini pemain belia banyak mengisi sektor putra yakni Jonathan Christie, Ihsan Maulana Mustofa, Firman Abdul Kholik, dan Kevin Sanjaya Sukamuljo, maka kali ini sektor putri dihuni para rookie.

Mulai dari Fitriani yang berusia 17 tahun, Dinar Dyah Ayustine (22), dan Gregoria Mariska Tunjung (16) di tunggal putri, serta Gloria Emmanuelle Widjaja (23) di ganda campuran ditambah Apriani Rahayu (19) di ganda putri.

Memberikan kesempatan kepada pemain debutan di ajang beregu seperti Piala Sudirman sudah tentu punya tujuan jangka panjang, yakni menambah jam terbang sekaligus regenerasi pemain.

Ingat bagaimana Ihsan dkk, yang membela Indonesia di Piala Sudirman 2015 akhirnya mampu meraih medali emas di nomor beregu putra pada SEA Games dua tahun lalu di Singapura.

Hal seperti itulah yang diinginkan tim pelatih sektor putri yang memberikan tanggung jawab kepada pemain rookie.

"Kami ingin mereka lebih percaya diri saat turun di Piala Sudirman nanti. Dengan percaya diri, saya yakin pemain tunggal putri bisa menyumbangkan poin," ujar asisten pelatih tunggal putri, Minarti Timur.

"Yang terpenting, mereka berjuang lebih dulu. Semuanya memang butuh waktu dan proses.Tak ada yang bisa instan. Menurut saya, asalkan mereka bisa maksimal dan pantang menyerah, tentu bisa meraih poin," ucapnya.


Minarti Timur, asisten pelatih bulu tangkis tunggal putri pelatnas.(CHRISTIAN GUNAWAN/BOLA/JUARA.NET)

Tak Perlu Takut

Indonesia berada di Grup 1D bersama Denmark dan India. Perjuangan Tim Merah Putih di ajang yang memakai nama tokoh bulu tangkis Indonesia dan pendiri PBSI, Dick Sudirman ini akan dimulai pada 23 Mei melawan India.

Sehari setelahnya Tim Merah Putih akan menjajal kekuatan Denmark.

Jika melihat rekor pertemuan dengan pemain putri India yang tidak diperkuat Saina Nehwal, para pemain tunggal Indonesia sebenarnya tidak perlu takut.

Fitriani misalnya, pernah mengalahkan tunggal India, Sri Krisnha Priya Kudaravaali pada babak pertama Swiss Terbuka 2017.

Selanjutnya, saat berhadapan dengan tunggal putri utama India, Pusarla Venkata Sindhu, pada babak kedua Singapura Terbuka, Fitriana mampu bermain ketat dalam tiga set sebelum kalah 21-19, 17-21, 8-21.

Begitu pula saat menghadapi tunggal putri Denmark yang kini tak memiliki pemain di peringkat atas BWF. Tiga pemain andalan tim Skandinavia itu, seperti Line Kjarsdfeldt, Mette Poulsen, dan Natalie Koch Rohde, ada di bawah peringkat Fitriani, yang masuk 25 besar BWF.

Bahkan, Dinar pernah menang dua set, 21-19, 22-20, atas Koch pada babak pertama All England 2017.

Baca Juga:

Jadi, melihat data di atas, peluang untuk mencuri dan menyumbangkan poin dalam ajang yang mempertandingkan seluruh nomor ini sangat terbuka lebar.

Tinggal bagaimana para pemain rookie tersebut mampu bertanding dengan tenang, tidak tertekan, dan merasa menjadi bagian penting dari tim sehingga mampu berjuang sebaik mungkin.

"Meski ini ajang perdana, saya dan teman-teman di tunggal putri punya misi untuk memberikan yang terbaik. Apalagi rekan-rekan di sektor ganda putra, campuran, dan putri sudah punya pengalaman dan bisa membimbing kami yang masih muda," ujar Firiani, yang bakal jadi pilihan pertama sektor tunggal putri.

Keinginan membuktikan diri juga disampaikan Dinar, pemain senior di tunggal putri.

"Pastinya saya sangat bangga bisa masuk tim. Ingin membuktikan bahwa saya bisa, setidaknya mampu menyumbangkan poin saat pertandingan. Sejauh ini, persiapan kami sudah maksimal. Kelemahan-kelemahan pada pertandingan sebelumnya diperbaiki. Kami juga melakukan pematangan dalam beberapa teknik," kata Dinar.


Pebulu tangkis tunggal putri nasional, Dinar Dyah Ayustine, saat menjalani pertandingan melawan Fitriani pada laga simulasi Piala Sudirman di Hall Pelatnas, Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu (13/5/2017). Dinar kalah dari Fitriani dengan skor 15-21, 21-19, 18-21.(ANDREAS LUKAS/KOMPAS.COM/JUARA.NET)

Selain mengincar target tinggi. Dinar dan rekan-rekan tunggal putrinya berusaha menaikkan sikap percaya diri, meski selama ini sektor putri belum memberikan hasil maksimal di berbagai turnamen yang diikuti.

"Kami tak merasa rendah diri dan berusaha terus meningkatkan kualitas. Intinya, harus selalu optimistis. Memang berat, tetapi kami percaya diri. Semua akan berusaha semaksimal mungkin," tutur Dinar.

Hal serupa juga diungkapkan Gloria Emmanuelle Widjaja, yang akan turun berpasangan dengan Tontowi Ahmad untuk menggantikan Lilyana Natsir yang tengah dalam proses penyembuhan cedera lutut.

Berdampingan dengan pemain yang punya jam terbang tinggi sebagai juara pada Olimpiade, Kejuaraan Dunia, dan All England di satu sisi memberikan kenyamanan, namun juga memunculkan tekanan untuk bisa mengimbangi gaya bermain Tontowi yang cepat.

"Sejak akhir tahun lalu dipasangkan, saya berusaha banyak belajar. Terutama bagaimana berkomunikasi di lapangan. Mudah-mudahan kekompakan yang sudah dibina selama ini bisa membuahkan hasil," ucap Gloria.

Sejak dipasangkan Desember 2016, Tontowi/Gloria sudah bertanding pada Malaysia Masters dan berhasil menembus babak semifinal.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P