Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
GP Spanyol di Sirkuit Catalunya hari Minggu (14/5) sangat menarik. Selain kemenangan Lewis Hamilton berkat taktik brilian tim Mercedes, ada juga lima hal menarik lain yang bisa jadi terulang pada seri-seri berikut, walau pelakunya belum tentu sama.
1. Bottas adalah Team Player
Lewis Hamilton merasa lega karena dia kini punya rekan setim yang memerankan diri sebagai team player dengan hebat. Di Catalunya selama tiga lap (lap 22-24) Valtteri Bottas terus menahan Sebastian Vettel dan itu membuat Vettel kehilangan 4 detik. Dan mengingat saat finis Hamilton unggul tak sampai 4 detik, berarti itulah sejumlah waktu penting yang "diambil" Bottas dari Vettel. Vettel sendiri mengakui usaha Bottas itu menggagalkannya jadi pemenang.
2. Adrian Newey Tak Sakti Lagi?
Ketika tahun ini aerodinamika lebih berperang ketimbang mesin, banyak yang mengatakan Red Bull akan lebih kompetitif dan jadi penantang kuat Mercedes. Kenapa? Karena mereka punya Adrian Newey, ahli aerodinamika hebat. Namun di Catalunya, di sirkuit yang butuh aerodinamika bagus, Red Bull malah jauh tertinggal. Daniel Ricciardo memang finis di posisi tiga, alias podium pertamanya musim ini. Tapi lihatlah selisihnya dengan Hamilton, 75 detik! Apakah Newey sudah tak sakti lagi, seperti dikatakan oleh Felipe Massa? Menurut bos Red Bull, Christian Horner, mereka akui masih kalah tapi selisih 75 detik itu terjadi karena mereka lebih memilih menghemat mesin dengan menurunkan performanya begitu tahu posisi Ricciardo aman.
3. Pascal Wehrlein Bungkam Kritik
Ketika absen dua seri pertama musim ini di Australia dan China, Pascal Wehrlein dikritik karena dianggap "cengeng" baru cedera sebegitu saja memilih tak ikut balapan. Wehrlein mengalami cedera pada ajang Race of Champions di akhir 2016. Gara-gara itu dia tak bisa mempersiapkan fisiknya lebih baik. Pebalap Jerman berusia 22 tahun ini pun memilih absen dua seri dan menggenjot kebugaran fisiknya dan tempatnya digantikan oleh Antonio Giovinazzi. Tiga seri setelah itu Wehrlein menjawab kritikan dengan menyumbangkan empat poin buat Sauber, yang pertama di musim ini, dengan finis di posisi 8 di Catalunya.
4. Force India Sangat Konsisten
Dengan status DNF (do not finish) yang dialami Kimi Raikkonen (Ferrari) dan Valtteri Bottas (Mercedes) di Catalunya, Force India kini menjadi satu-satunya tim yang selalu mendapat poin lewat kedua pebalap mereka. Bahkan pencapaian mereka di GP Spanyol itu yang tertinggi tahun ini, yakni Sergio Perez finis di posisi 4 dan Esteban Ocon 5. Total kedua pebalap ini telah memberikan Force India 53 poin dan mantap berada di posisi 4 klasemen konstruktor.
5. McLaren Sendirian Masih Nol
Keberhasilan Pascal Wehrlein meraih poin buat Sauber membuat McLaren kini menjadi satu-satunya tim yang memiliki nilai nol. Ini tentu kondisi yang memprihatikankan bagi tim legendaris yang dalam sejarahnya telah mengoleksi delapan titel konstruktor tersebut. Penampilan hebat Fernando Alonso di babak kualifikasi dengan meraih posisi start 7 tak bisa ia ulangi pada lomba. Itu semata karena mobilnya memang tak bisa konsisten cepat selama 66 lap, karena tak didukung oleh mesin Honda yang mumpuni.