Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, memaparkan opininya menyoal Persib Bandung dan sepak bola. Pria berusia 45 tahun itu pun menceritakan kisahnya mulai dari sowan ke perwakilan Jakmania hingga dicap 'homo'.
Penulis: Eris Eka Jaya
Menurut Kang Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil, sepak bola adalah olahraga yang bisa membangkitkan rasa nasionalisme dan menyatukan bangsa Indonesia.
"Di republik ini, tidak ada nasionalisme hari ini kecuali sepak bola. Sepak bola bisa menyatukan dan (menimbulkan) kebanggaan," tutur Emil saat berkunjung ke redaksi Kompas.com, Senin (15/5/2017).
Final Piala Presiden 2015
Selain itu, masih terkait dengan dunia si kulit bulat, suami dari Atalia Praratya ini pun menyampaikan pendapatnya soal klub Persib Bandung.
Dia bercerita tentang Persib ketika menjalani partai final di Jakarta, tepatnya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Maung Bandung, julukan Persib, pernah menjalani dua pertandingan final di SUGBK, yakni saat menghadapi Sriwijaya FC pada Piala Presiden 2015 dan Arema pada Piala Bhayangkara 2016.
"Saat itu, saya memberanikan diri 'ketuk pintu' ke The Jakmania (suporter Persija Jakarta) waktu Persib menjalani laga final di GBK," ujar Emil.
"Bobotoh kan warga saya, saya ingin mereka selamat saat nonton di Senayan. Maka, supaya kulturnya rada cair, saya memberanikan diri (untuk berkomunikasi)," ucapnya.
Bobotoh dan Politik
Menurut Emil, Persib adalah kebanggaan Jawa Barat secara emosional, khususnya Bandung, yang lintas usia dan lintas etnis.
Dia mengaku pernah membuktikannya saat ikut merayakan kemenangan Persib.
"Waktu Persib menang (juara), saya naik bus Bandros (bus city tour Bandung, Red). Saya motret. Saat itu, saya niatkan memotret hanya spesialis nenek-nenek," tutur pria lulusan ITB ini.
"Saya ingin membuktikan bahwa fans Persib bukan hanya remaja tanggung, dan ternyata banyak (nenek-nenek). Ada yang pakai daster dan sebagainya. Histeris dan ekspresinya pun sama (dengan bobotoh muda). Persib is more than a club," ucapnya.
Selain itu, Emil mengaku tidak ingin mengaitkan Persib dengan dunia politik. Dia tidak ingin menunggangi bobotoh dan Persib untuk kepentingan politik pribadinya.
"Terhadap isu politik, saya ingin menghindari (membawa-bawa) Persib. Saya tidak mau seolah-olah Ridwan Kamil menunggangi bobotoh untuk kepentingan politik," kata Emil.
Dituduh 'Gay'
Lulusan SMA Negeri 3 Bandung itu pun menceritakan peristiwa saat mendapat fitnah dan ditegur oleh ibunya saat mengawal atau mendukung Persib Bandung.
Dia mengaku pernah diftnah sebagai gay saat melakukan aksi telanjang dada ketika mendampingi Persib menjalani laga semifinal Indonesia Super League (ISL) melawan Arema di Stadion Jakabaring, Palembang, Selasa (4/10/2014).
Karena hal itu, dia pun sempat ditegur oleh sang ibu. Emil pun memberikan penjelasan kepada sang ibu.
"'Mah, ini situasinya emergency, rombongan bobotoh tidak boleh masuk, kecuali buka baju (rata-rata bobotoh tidak bawa baju ganti) karena saat itu Persib dilarang (kena sanksi) PSSI tidak boleh pakai atribut Persib," tutur Emil, menceritakan saat dia memberi penjelasan kepada ibunya.
"Daripada ada kerusuhan, saya buka baju supaya saat pemimpinnya buka baju, yang lainnya ngikutin. Konteksnya itu menenangkan, meredam massa, nah ini malah dipakai dengan isu LGBT," ucap Emil.