Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Suporter garis keras Girondins Bordeaux membentangkan spanduk bertuliskan "01/10/1977" saat tim kesayangan mereka menjamu Marseille pada pekan ke-37 Ligue 1 2016-2017. Angka-angka itu mengacu kepada momen di mana tim tamu Marseille terakhir kali menang di tanah Bordeaux.
Penulis: Sem Bagaskara
La Malediction Bordelaise (Kutukan Bordeaux), demikian media-media Prancis menggambarkan kesialan Marseille setiap kali mentas di tanah subur penghasil anggur. Kutukan tersebut resmi bertambah usia menjadi 40 tahun.
Pada kunjungan teranyar ke markas Bordeaux, Stadion Matmut Atlantique, Marseille hanya membawa pulang hasil imbang 1-1.
Alhasil, Marseille, yang kini menduduki posisi kelima klasemen, gagal menjauh dari kejaran Bordeaux, yang menguntit tepat di bawah mereka.
Pekan terakhir Ligue 1 bakal menjadi semacam final bagi Marseille dan Bordeaux guna menentukan siapa penghuni posisi lima.
"Kami harus menyelesaikan pekerjaan. Tak ada pertandingan yang dimenangi sebelum sepak mula. Kami akan bermain melawan Bastia, yang pekan ini menang dan berjuang mempertahankan tempat mereka di Ligue 1," ujar pelatih Marseille, Rudi Garcia, di La Provence.
Kontroversi
Namun, sebenarnya kepastian finis di posisi kelima bisa didapatkan Marseille lebih cepat andai mereka tak kebobolan gol kontroversial Bordeaux.
Anak asuh Garcia ramai memprotes keputusan wasit Clement Turpin, yang mengesahkan gol Diego Rolan. Siulan dari fan Marseille lantas muncul karena sebelum gol terjadi, asisten wasit terlihat mengangkat bendera.
Baca Juga:
Ia melihat personel Bordeaux, Younousse Sankhare, sudah berada dalam posisi off-side. Kejadian tersebut malah dijadikan bahan fan Bordeaux untuk mengolok-olok suporter Marseille.
Mereka mengkreasi sebuah gambar lucu di media sosial.
Fans Bordeaux menggunakan gambar presiden terpilih Prancis, Emmanuel Macron, yang sedang berpidato dilengkapi keterangan bertuliskan: Ne les sifflez pas (Jangan bersiul kepada mereka).
Kalimat itu menjadi identik dengan Macron lantaran ia sempat mengucapkannya ketika banyak orang memberikan siulan dalam proses kampanye pemilihan Presiden Prancis.