Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Di beberapa kota di Indonesia, klub sepak bola setempat menjadi kebanggaan yang mengangkat harkat dan martabat masyarakat. Hal itu yang kini coba dibangun oleh Trenggalek melalui klub sepak bola Persiga Trenggalek yang tengah meretas jalan di Liga 3.
Selain mengejar prestasi, klub yang berdiri sejak 1982 ini mencoba mengubah pola pikir masyarakat Trenggalek.
“Sepak bola sudah menjadi olahraga favorit di seluruh masyarakat bahkan dunia. Intinya, kami ingin mengangkat kebanggaaan masyarakat Trenggalek melalui sepak bila. Selama ini, orang Trenggalek terkesan malu kalau ditanya asalnya,” tutur Manajer Persiga, Mochammad Nur Arifin, kepada JUARA.
"Benar, banyak warga yang mengaku berasal dari Kediri, Malang, bahkan Tulungagung. Jarang ada yang mengaku dari Trenggalek. Saya harap dengan prestasi sepak bola, kami ingin anak-anak muda menjadi bangga dan mau membangun kotanya," ujar Nur Arifin.
Dalam hal kultur sepak bola, Trenggalek memang masih tertinggal dengan daerah-daerah lain di Jawa Timur.
Bahkan, tetangga terdekatnya, Perseta Tulungagung, masih memiliki gaung lebih karena malang melintang di kompetisi sepak bola Indonesia.
Selain itu, di daerah Blitar juga ada klub PSBI Blitar yang berada di Liga 2. Mereka masih tertinggal jauh dengan daerah-daerah yang selama ini menjadi peta sepak bola Jawa Timur, sebut saja Malang, Surabaya, Gresik, hingga Lamongan.
Keseriusan manajemen Persiga untuk mencatatkan prestasi di sepak bola Indonesia tidak main-main.
Meski bermain di Liga 3, mereka coba menanamkan karakter kuat bagi pemainnya dengan merekrut legenda Persebaya, Mursyid Effendi dan Anang Ma’ruf.
“Secara moril, para pemain harus tahu bahwa yang menangani mereka bukan hanya orang yang pintar ngomong dan berteori. Mereka adalah pelaku sepak bola dan statusnya legenda,” ucap pria yang juga menjabat sebagai Wakil Bupati Trenggalek ini.
"Mursyid memiliki lisensi dan punya kapabilitas taktik secara keseluruhan. Kami juga ingin memaksimalkan skill individu Anang Ma’ruf selama beliau ikut primavera di Italia," katanya lagi.
Baca Juga:
Bagaimana membangun kultur suporter di Trenggalek? Nur Arifin menjelaskan bahwa sejauh ini antusiasme Galak Mania, sebutan untuk suporter Persiga, untuk datang langsung ke Stadion Menak Sopal, Trenggalek, cukup besar.
Hal tersebut terlihat dari beberapa kali pertandingan uji coba yang digelar Persiga, termasuk saat mendatangkan tim legenda Persebaya di laga persahabatan.
“Kami sudah membangun basis suporter klub. Sebelum mempersiapkan tim, kami mengadakan pertandingan persahabatan yang mempertemukan Persebaya Legend dan Persiga Trenggalek All-Star. Semua tribune penuh dan karcis sold-out, sampai saat launching tim suporter datang dengan tulus ikhlas,” tuturnya.
Sejauh ini,Persiga sudah melewati laga perdana di Liga 3 dengan meyakinkan. Mereka menahan imbang klub Aji Santoso, ASIFA Malang, dengan skor 1-1 di Lapangan Arhanud, Malang pada Kamis, 11 Mei 2017.
Pada laga itu, Persiga mampu mencetak gol lebih dulu sebelum akhirnya diimbangi oleh tuan rumah.