Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Nama Dani Alves menjadi sorotan dalam semifinal Liga Champions 2016-2017 antara Juventus dan AS Monaco. Tak hanya kuat dalam bertahan, bek sayap asal Brasil itu juga turut menampilkan kapasitasnya dalam menyerang.
Penulis: Fatur Arif (peserta magang di Tabloid BOLA dari Universitas Indonusa Esa Unggul)
Ia mampu membuat tiga assist dan satu gol sepanjang babak empat besar dalam membantu langkah Si Nyonya Tua ke final.
Menurut mantan pemain Juventus, Liam Brady (1980-1982), saat ini Alves masih menjadi salah satu bek sayap terbaik di dunia.
Ia telah banyak memberikan kontribusi untuk timnya. Namun, masih ada satu hal yang perlu dibenahi eks kapten Sevilla itu, yaitu temperamen.
“Menurut saya, Dani Alves adalah bek sayap kanan terbaik di dunia. Ia punya isu pada masalah temperamental. Alves kehilangan kontrol beberapa kali. Ia mengejar wasit yang membuatnya dalam masalah,” ucap Brady pada RTE.
Kekurangan itu tak membuatnya kehilangan kualitas menjadi orang nomor satu di sisi kanan Juventus. Padahal, di awal perpindahannya ke Italia, Alves mengalami kesulitan melebur bersama klub barunya tersebut.
Ketatnya persaingan untuk mendapatkan posisi di tim inti membuatnya harus bersaing dengan bek kanan lawas tim, Stephan Lichtsteiner.
Segalanya diperburuk ketika cedera betis memaksanya harus absen selama nyaris dua bulan pada akhir 2016.
Baca juga: