Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Manchester City boleh saja bergelar sebagai jagoan menang besar. Namun, khusus kepada Leicester City, status tersebut menjadi tidak berarti. Karena itu, tak ada garansi The Citizens bakal menang saat menjamu Leicester di Stadion Etihad, Sabtu (13/5).
Penulis: Dedi Rinaldi
Pada tiga pertemuan terakhir yang terjadi dalam dua musim, The Citizens menderita dua kali kalah baik di kandang maupun tandang dan sekali imbang. Pada musim 2015/16, di mana Leicester sukses merajai Premier League, The Citizens ditahan 0-0 di Stadion King Power kemudian dipukul 1-3 di Stadion Etihad.
Pada musim 2016/17, pada saat kekuatan Leicester dianggap terjun bebas, sebaliknya The Citizens menguat dengan kedatangan manajer top Josep Guardiola, hasil ternyata tetap tidak berubah. The Citizens terlindas di Stadion King Power dengan skor besar 2-4.
Lantas, apakah kali ini saat mendapatkan giliran sebagai tuan rumah serta berada dalam performa menanjak maka The Citizens akan berkibar atas Leicester? Sejujurnya, Guardiola mengaku masih terus memikirkan tentang terjangan Leicester terhadap timnya.
Guardiola bahkan tidak sungkan menyatakan beruntung tidak bermain sebagai tamu pada kondisi sekarang. Pasalnya, Guardiola sudah menyimak catatan arsitek lawan, Craig Shakespeare, tengah bagus.
Usai Leicester memang atas Watford pekan lalu, Shakespeare tercatat sebagai pelatih keempat yang mampu memenangi lima laga tandang pada kesempatan pertama setelah Manuel Pellegrini (11), Sven Goran Eriksson (9), dan Carlo Ancelotti (7).
Lalu, gelandang menyerang Riyad Mahrez juga tengah bergairah usai mencetak gol ke gawang Watford. Gol tersebut terjadi pada penampilan ke-100 Mahrez di Premier League. Mahrez tercatat sebagai pemain pertama dari Aljazair yang mampu tampil sebanyak itu di Premier League.
Karena itu, Guardiola menyatakan pemain The Citizens tak bisa rileks, apalagi terus bergembira usai menang besar 5-0 atas Crystal Palace pada pekan lalu. Bagi manajer asal Spanyol tersebut, bertemu Leicester benar-benar pertandingan yang menantang.
Catatan Rekor
Pernyataan Guardiola segera ditangkap pemain City, salah satunya kapten Vincent Kompany. Menurutnya, meski timnya sudah berada di posisi empat besar, tidak ada waktu untuk berleha-leha jika ingin memastikan akan terus berada di empat besar sampai musim berakhir.
Baca juga:
“Masih banyak hal yang akan terjadi dalam tiga pertandingan terakhir kami. Jadi, tim harus fokus dan konsentrasi pada pertandingan,” kata Kompany.
Selain Leicester, dua pertandingan sisa bagi The Citizens ialah menjamu West Bromwich Albion pada 16 Mei dan mengakhiri musim dengan bertandang ke markas Watford pada 21 Mei. Tak pelak, bertemu Leicester memang dihitung paling memusingkan.
Namun, kembalinya performa menawan gelandang David Silva usai terbelit cedera dianggap semakin menambah rasa percaya diri. Pada pekan lalu saat The Citizens melumat Crystal Palace, Silva menciptakan rekor tersendiri.
Silva tercatat menorehkan 38 gol serta 64 assist sejak melakukan debut pada 2010. Jumlah ini merupakan yang tertinggi dari seorang gelandang Premier League. Selain itu, harapan besar juga pantas digantungkan kepada pemain belakang Nicolas Otamendi.
Permainan bek asal Argentina itu terkesan meningkat setelah kembali berduet dengan Kompany. Bahkan, pekan lalu ia mampu mencetak gol. Dengan gol yang diciptakan pekan lalu, Otamendi juga sekaligus mencatatkan gol ke-400 dari pemain-pemain asal Argentina di Premier League.
Belum lagi fenomena baru yang terlihat di The Citizens, yaitu trio pemain muda: striker Gabriel Jesus, gelandang Leroy Sane, dan winger Raheem Sterling. Ketika mereka tampil dalam performa terbaik, pertahanan lawan akan sulit untuk menahannya.