Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Soliditas tim boleh jadi merupakan faktor di balik sukses PSM dan Arema FC menempati dua tangga teratas Liga 1. Komposisi kedua tim tidak banyak berubah dibanding turnamen TSC tahun lalu hingga bisa langsung berlari kencang di kompetisi resmi.
Penulis: Andrew Sihombing/Ovan Setiawan
Kendati demikian, boleh jadi ada juga yang meragukan performa keduanya. Baik PSM maupun Arema dianggap belum berhadapan dengan tim selevel.
Lihat saja daftar lawan yang dihadapi Juku Eja. Di atas kertas, kekuatan tim asuhan Robert Rene Alberts masih lebih baik dibandingkan Persela, Mitra Kukar, dan Persija.
Adapun kemenangan atas Perseru menjadi istimewa karena diraih di Stadion Marora yang dikenal angker bagi tim tamu, bukan akibat kekayaan materi tim asal Serui tersebut.
Singo Edan setali tiga uang. Persib, yang dihadapi di partai pembuka, memang menjadi pesaing Arema di jalur juara.
Baca Juga: Eksklusif, Kisah Pelajar Indonesia Saksi Gelar Dramatis Rafael Benitez
Hanya, ketika itu Maung Bandung belum benar-benar solid akibat perubahan besar dalam komposisi tim. Selanjutnya, Arema "cuma" menghadapi Bhayangkara FC, Persiba, serta Barito.
Laga akhir pekan nanti pun tak pelak menjadi pembuktian bagi keduanya. Optimisme diapungkan, tak perduli betapa kekuatan bakal pincang karena sejumlah pemain muda di kedua kubu absen karena dipanggil ke pemusatan latihan timnas U-22.
"Kami sudah siapkan nama-nama yang akan menggantikan mereka. Kami berjalan dengan pemain yang ada, tidak perlu tergantung pada pemain yang dipanggil ke timnas U-22," kata pelatih Singo Edan, Aji Santoso.
Waspada Persipura
Di sisi lain, kendati musim kompetisi masih sangat dini, suporter PSM dan Arema boleh mulai memupuk asa juara.
Dalam empat dari enam musim Liga Super Indonesia (LSI) sebelumnya (66,7 persen), tim yang berada di puncak klasemen pada pekan keempat bisa menutup musim dengan gelar juara.
Baca Juga:
Pengecualian terjadi di sepasang musim pamungkas. Pada 2013, Mitra Kukar berada di puncak klasemen setelah menyapu empat duel pembuka musim.
Namun, justru Persipura yang akhirnya menjadi juara. Kondisi serupa terulang pada musim 2014. Persib berpesta di garis finis kendati Arema yang memuncaki klasemen di pekan keempat dengan rekor kemenangan 100 persen.
Berkaca dari sejarah, Persipura rasanya masih layak diwaspadai. Selain musim 2013, Tim Mutiara Hitam juga pernah menikung lawan-lawannya pada musim 2011-2012. Pada pekan keempat musim itu, Persipura masih tertahan di posisi ketujuh.
Jangan lupa bahwa Persipura juga melakukan hal yang sama di turnamen TSC tahun lalu. Pada pekan keempat, adalah trio Sriwijaya FC-Mitra Kukar-Persija yang memuncaki klasemen, sementara Boaz Solossa cs masih terperosok di peringkat ke-13.