Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Menjelang pergantian musim, pembahasan soal masa depan United dengan atau tanpa Zlatan Ibrahimovic tibatiba tidak terdengar klise. Manajer Jose Mourinho mesti memberikan jawab annya sesegera mungkin.
Penulis: Christian Gunawan
Fakta kerasnya, Ibrahimovic mencetak 28 gol di semua ajang untuk United, 20 di antaranya di Premier League.
Jangan lupakan pula gol penentu gelar pertama Mou di United saat mengalahkan Southampton di fi nal Piala Liga pada Februari lalu.
Jadi, banyak pihak yang berpendapat bahwa musim Red Devils koyak ketika penyerang berusia 35 tahun itu mengalami cedera parah saat menghadapi Anderlecht.
Ibra tak bisa bermain sampai akhir musim. United diperkirakan sukar mengatasi kehilangan besar ini.
United merespons secara positif dengan kemenangan meyakinkan 2-0 atas Burnley di laga berikutnya setelah sang tombak cedera.
Baca Juga: Eksklusif, Kisah Pelajar Indonesia Saksi Gelar Dramatis Rafael Benitez
Sebelumnya, tanpa kehadiran Ibra sebagai starter, Iblis Merah bisa menekuk kandidat utama kampiun Liga Inggris musim ini, Chelsea.
Tanpa Ibrahimovic di lapangan maupun di bangku cadangan, United juga bisa menang 1-0 di kandang Celta Vigo untuk leg I semifi nal Liga Europa.
Berpatokan dari hasil itu, segeralah mencuat anggapan bahwa Manchester Merah bisa tampil lebih baik tanpa striker yang wira-wiri di berbagai klub top di sejumlah liga papan atas Eropa itu.
Mourinho mesti mendapatkan jawaban atas pertanyaan: mana yang lebih tepat, United lebih baik dengan atau tanpa Ibra?
Berbeda Jauh
Dari sekian banyak kualitas yang sulit dimungkiri, Ibra mengandalkan kekuatan dan kecakapan ketimbang kecepatan. United pun mengalihkan kecepatan ke dua sayap. Marcus Rashford dan Anthony Martial menawarkan kecepatan dari dua sayap itu.
Efeknya, United bisa melesatkan serangan balik secara lebih efektif.
“Inilah yang terjadi saat United tampil tanpa Ibrahimovic. Serangan balik melalui penyerang tengah. Hal ini jauh dari yang selalu ditampilkan United,” kata Gary Neville, eks bek kanan United yang kini menjadi pandit Sky Sports.
Namun, dengan hanya bermain imbang di empat dari delapan pertandingan tanpa Ibra, yang terbaru kalah 0-2 dari Arsenal pada Minggu (7/5), United mencatat rata-rata poin per pertandingan yang lebih besar jika penyerang Swedia itu berada di sebelas awal mereka.
Baca Juga:
Hasil imbang menghadapi West Brom dan Swansea mengisyaratkan kesukaran yang lebih besar dalam membongkar pertahanan lawan. Keresahan pendukung United tampak meningkat melihat Arsenal menang dua gol tanpa bisa mereka balas satu gol pun.
Kekalahan dari The Gunners itu mencuatkan lagi wacana soal ketergantungan terhadap Ibra. Hasil jeblok di Stadion Emirates itu sekaligus mengakhiri catatan tak terkalahkan Manchester Merah tanpa Ibra di starting XI.
Dengan torehan yang mendekatkan Ibra ke predikat pemain terbaik United, akan menjadi pekerjaan berat mencari penggantinya.
Jika ingin mendapatkan pemain yang telah terbukti mampu mencetak 20 gol, seperti yang telah diperbuat Ibra pada 10 musim terakhir, United bakal harus merogoh kocek dalam-dalam.
Antonine Griezmann boleh jadi sosok itu. Namun, ada hal yang membuat Ibrahimovic sukar digantikan Griezmann. Pengaruh Ibra juga terasa di luar lapangan.
Juan Mata menggambarkan bagaimana penyerang kawakan itu “selalu mampu memacu tim pada saat yang tepat”.
Mourinho membutuhkan pemain dengan mental pemenang seperti Ibra. Namun, Mou sangat mungkin terpengaruh dua hal. Pertama, performa United minus Ibra tak bisa dikatakan buruk.
Pengaruh kedua adalah pendapat bahwa Red Devils bisa bermain lebih gesit di sepertiga akhir lapangan dengan pemain-pemain yang memiliki kecepatan yang lebih tinggi.
Bagaimanapun, datang tanpa biaya transfer, Ibrahimovic langsung menancapkan kukunya di lini depan Iblis Merah.
Bila memutuskan hengkang, Ibra meninggalkan kesan sebagai sosok kunci di lini depan United, bukan sebagai pemain yang tengah menurun.
Sekali lagi, pengganti sepadan Ibra takkan datang dengan harga murah.