Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Madura United Tidak Ngotot Kejar Lisensi AFC

By Suci Rahayu - Selasa, 9 Mei 2017 | 14:54 WIB
Haruna Soemitro, manajer Madura United. (SUCI RAHAYU/JUARA.NET)

Manajer Madura United, Haruna Soemitro, mengatakan bahwa pihaknya tidak akan terlalu ngotot untuk bisa mendapatkan lisensi klub dari Federasi Sepakbola Asia (AFC). Menurutnya, prioritas klub saat ini masih untuk mengejar prestasi.

Klub-klub Liga 1 saat ini memang tengah menjalani workshop AFC Licencing Club di Jakarta. Acara tersebut diselenggarakan agar setiap klub bisa mempersiapkan diri untuk menjalani verifikasi klub profesional dari AFC.

Madura United sebenarnya menyambut baik rencana verifikasi klub profesional dari AFC ini. Namun, menurut Haruna, hal tersebut masih belum menjadi prioritas manajemen klub.

“Lisensi AFC  ini adalah program jangka panjang, ada banyak persyaratan yang harus kami penuhi untuk sampai ke sana. Tetapi, untuk sementara kami tidak kejar itu dulu. Kami fokus ke prestasi lebih dulu,” terang Haruna.

Baca Juga:

Banyak syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah klub untuk bisa mendapatkan lisensi klub profesional dari AFC. Setidaknya, ada 34 item yang disyaratkan oleh AFC bagi setiap klub untuk mendapat lisensi profesional dengan kategori A.

Menurut Haruna, masih ada beberapa item yang cukup sulit dipenuhi oleh Madura United termasuk syarat yang mengharuskan klub bermain dengan nama dan pengelola sama dalam dua tahun kompetisi terakhir.

“Ini menjadi masalah bagi kami, mungkin juga bagi PS TNI, Bhayangkara FC, bahkan Arema sekali pun yang baru berganti nama. Apalagi kami juga berganti pengelolaan,” terangnya.

“Selain itu, kami juga sulit untuk mengejar hal terkait dengan pihak ketiga. Misalnya, infrastruktur stadion. Ini kan bukan stadion milik kami. Jadi, untuk merubah sesuai dengan keinginan AFC tidak mudah tentunya,” sambungnya.

Meski begitu, Haruna memastikan bahwa Madura United tetap serius mengejar lisensi klub AFC. Salah satu bentuk keseriusan tersebut yakni dengan mulai merancang program pembinaan usia muda.