Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelita Jaya EMP Jakarta mengukir sejarah besar pada Indonesian Basketball League (IBL) 2017. Untuk kali pertama sepanjang sejarah penyelenggaraan IBL, Pelita Jaya tampil sebagai juara.
Gelar kampiun direngkuh Pelita Jaya setelah memenangi gim ketiga final IBL melawan Satria Muda yang berlangsung di BritAma Arena, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (7/5/2017). Pada laga penentuan itu, Pelita Jaya menang dengan skor 72-62.
Kali terakhir Pelita Jaya menjadi tim terbaik di Tanah Air adalah saat kompetisi bola basket kasta tertinggi masih bernama Kobatama. Berdasarkan catatan, Pelita Jaya menjadi juara Indonesia pada musim 1990 dan 1991.
Satria Muda membuka laga dengan sangat baik. Tim tuan rumah langsung memegang kendali permainan dengan membuat 7-0 run.
Situasi ini memaksa pelatih kepala Pelita Jaya, Johannis Winar, mengambil time-out untuk menata ulang strategi permainan.
Langkah Winar ini terbukti tepat. Pasca time-out, Pelita Jaya mampu membongkar pertahanan rapat Satria Muda dan menyamakan skor menjadi 7-7.
Tak mau membiarkan Pelita Jaya terus memegang momentum, Satria Muda pun meminta time out. Upaya ini cukup berhasil untuk meredam agresivitas lawan, meski tidak lama.
Pelita Jaya berbalik unggul 15-10 setelah membuat 8-0 run. Satria Muda masih bisa menambah poin melalui tembakan tiga angka Hardianus.
Baca juga:
Namun, tembakan balasan dari Respati Ragil Pamungkas yang juga bernilai tiga poin memastikan Pelita Jaya menutup kuarter kesatu dengan skor 18-13.
Permainan Pelita Jaya semakin solid pada kuarter kedua. Sebuah umpan akurat Adhi Pratama Putra Prasetyo yang diselesaikan dengan lay-up Kore White membawa Pelita Jaya unggul 22-13.
Tensi laga sempat memanas ketika Ragil dan Hardianus terlibat kontak fisik pada dua ball possession secara beruntun. Namun, hal ini tidak membuyarkan fokus Pelita Jaya.
Mereka tetap bisa mencetak poin dan unggul 10 poin setelah umpan akurat White diselesaikan Amin Prihantono dengan lay up.
Keunggulan dengan marjin 10 poin ini bertahan hingga kuarter kedua tuntas. Saat paruh pertama berakhir, Pelita Jaya memimpin skor 36-26.
Laju Pelita Jaya kian tak terbendung pada kuarter ketiga. Mereka bahkan berhasil mencatat biggest lead dengan 19 poin setelah tembakan tiga angka pemain pengganti, Daniel Wenas, menemui sasaran.
Satria Muda mencoba merespons melalui tembakan tiga angka Kevin Yonas Argadiba Sitorus. Namun, upaya ini belum memberi perubahan signifikan. Pada akhir kuarter ketiga, Pelita Jaya unggul 63-48.
Tertinggal jauh memaksa Satria Muda bermain lebih agresif pada kuarter keempat. Hasilnya cukup oke.
Tim tuan rumah berhasil menipiskan marjin poin hingga tersisa 7 poin setelah tembakan tiga angka Hardianus masuk. Melalui tambahan poin ini, skor pun berubah menjadi 60-67.
Strategi Pelita Jaya untuk menghentikan momentum Satria Muda dengan mengambil time out menjadi langkah yang tepat.
Pelita Jaya yang kembali fokus dan memainkan game plan mereka berhasil mengubah kedudukan menjadi 72-62 melalui aksi individu Adhi di paint area Satria Muda.
Tensi pertandingan bertambah panas pada dua menit terakhir. Kedua tim sama-sama menunjukkan pertahanan yang solid. Alhasil, skor tidak berubah hingga akhir laga.