Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Peristiwa acungan jari tengah plus mengajak berkelahi Bonek yang dilakukan oleh pelatih Persebaya, Iwan Setiawan, selepas pertandingan kontra Martapura FC di Stadion Demang Lehman, Kalimantan Selatan, Minggu (30/4/2017), memicu kontroversi.
Penulis: Tovan Bram Kumara
Akibat aksi itu, situasi di Surabaya memanas. Bonek ramai-ramai mengecam tindakan Iwan yang dianggap tak menaruh respek kepada mereka serta mengancam memboikot datang ke stadion dalam pertandingan berikutnya.
Meski sudah meminta maaf, manajemen telanjur menjatuhkan sanksi tegas buat Iwan. Rupanya bagi Bonek hal itu tidaklah cukup. Mereka bersikeras dengan tuntutan awal, yakni pemecatan terhadap sang pelatih.
Hasan Tiro, dedengkot Bonek asal Perak, mengatakan bahwa sikap Iwan sangat arogan. Dia menilai seharusnya Iwan bisa menahan emosi dan lebih bijaksana dalam menghadapi segala kritikan dari Bonek.
"Kami tetap menuntut agar Iwan Setiawan diberhentikan dari jabatannya. Sikap dan tindakan itu sangat tidak menghargai Bonek," kata Hasan.
Desakan Bonek yang begitu masif agar Iwan segera dicopot membuat manajemen klub bergerak. Persebaya mengambil langkah strategis setelah melakukan evaluasi agar keadaan tak berkembang semakin panas.
Melalui Presiden klub, Azrul Ananda, Persebaya menghukum Iwan berupa larangan mendampingi tim selama satu partai sekaligus denda sebesar 100 juta rupiah. Artinya, dia harus menghilang sementara dari tepi lapangan ketika menjamu PSBI Blitar, Sabtu (6/5/2017).
Menurut Azrul, meski Iwan Setiawan sudah mengklarifikasi dan meminta maaf pada tim terkait insiden di Kalimantan, manajemen tak boleh tinggal diam. Dia menilai Iwan semestinya berlaku santun sehingga tidak mudah terpancing.
Baca Juga: