Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Berbeda dari delapan bulan lalu ketika baru saja direkrut, Dedik Setiawan kini tampak lebih percaya diri di tengah-tengah pemain Arema FC.
Penulis: Ovan Setiawan/Andrew Sihombing
Sebelumnya, anak muda kelahiran 27 Juni 1994 ini memang lebih banyak malu-malu. Hal ini wajar karena sebagai anak baru di Tim Singo Edan, Dedik masih belum akrab dengan pemain lain dan merasa perlu menjaga sikapnya.
Seiring waktu, suasana menjadi lebih cair dan hal inilah yang membantu Dedik. Dua kali dimainkan sebagai starter mengisi posisi yang ditinggalkan bomber veteran Cristian Gonzales, dua gol pula telah diceploskan oleh Dedik dan menjadikannya top scorer sementara klub kebanggaan Kota Malang tersebut.
Gol pertama diciptakan saat membuka kemenangan 2-0 tim asuhan Aji Santoso kontra Bhayangkara FC di Stadion Kanjuruhan (23/4/2017). Awal bulan ini, ia malah menjadi pencetak gol tunggal kemenangan Arema atas Persiba di Stadion Gajayana (1/5/2017).
Kendati demikian, Dedik tak mau membesar-besarkan kontribusinya. “Semua pemain memiliki peluang yang sama untuk bisa mencetak gol. Mungkin untuk dua pertandingan kemarin itu adalah kesempatan bagi saya,” ujar Dedik.
Ia pun menolak dibandingkan dengan Gonzales, apalagi disebut akan menggantikan sang legenda. “Saya masih belum apa-apa. Gonzales adalah pemain besar. Dia sudah menciptakan banyak gol," tuturnya.
Dedik mengakui hal paling sulit di saat awal bergabung dengan Arema FC adalah adaptasi. Hal itu tidak lepas dari jenjang karier Dedik.
Semula dia hanya bermain untuk Persekam Metro FC, yang rata-rata dihuni oleh pemain lokal Malang. Tidak jarang mereka bahkan berasal dari sekolah sepak bola atau daerah yang sama.
"Di tim sebesar Arema, saya yang harus bisa menyesuaikan diri. Hal itu membutuhkan waktu lama. Apalagi, pada awal saya bergabung dulu, pelatihnya adalah pelatih asing (Milomir Seslija) dan hal itu membuat saya mengalami sedikit kesulitan,” ujar Dedik.
Jika mencermati dua gol yang disarangkan oleh Dedik, keduanya melalui proses yang hampir mirip. Saat menjebol gawang Bhayangkara FC, Dedik dengan cepat muncul dari belakang pemain bertahan Bhayangkara FC demi menyambut bola umpan dari Adam Alis.
Hal yang sama juga dilakukan Dedik saat menjadi penentu kemenangan atas Persiba. Memaksimalkan kecepatan lari, Dedik berhasil menjangkau umpan terobosan Dendi Santoso, yang sebenarnya lebih dekat ke pemain lawan, sebelum melepaskan tembakan ke sudut sempit gawang Persiba.
“Sebenarnya banyak peluang yang seharusnya bisa menjadi gol. Mungkin belum rezeki. Yang jelas, saya selalu berusaha sekuat tenaga untuk bisa mencetak gol saat diberi kepercayaan," katanya.
Banyak Pilihan
Dedik memulai karier sepak bolanya dari bawah. Dia pertama kali bergelut di dunia sepak bola dengan bergabung bersama SSB Sinar Mas Kecamatan Turen.
Anak dari pasangan Ridwan dan Maslikah ini lantas bergabung di Persekam Metro FC Junior pada 2011, yang mengantarnya masuk tim Porprov Kabupaten Malang. Di ajang inilah bakatnya menarik minat pelatih tim senior Persekam Metro FC, Siswantoro.
Baca Juga:
Selain itu, nama Dedik juga dikenal sebagai pemain yang sering mengikuti ajang tarkam. Bungsu dari dua bersaudara tersebut kerap mendapatkan tawaran dari tim-tim daerah Jember, Probolinggo, Pasuruan, hingga Lumajang.
Namun, setelah bergabung di tim Arema FC, lama-lama predikat sebagai pemain tarkam dia tinggalkan.
“Sekarang sudah tidak pernah lagi main di tarkam. Alhamdulillah lebih fokus di Arema," tutur Dedik.
Bisa jadi keseriusan itu yang membuat grafiknya di Arema terus menanjak. Setidaknya hal terakhir itu yang dilihat oleh Aji.
“Saya rasa Dedik adalah pemain yang bagus. Dia memiliki kecepatan. Dari dua pertandingan awal yang sudah dijalani, dia ternyata bisa menunjukkan perkembangan yang bagus. Hal itu juga dia tunjukkan saat sesi latihan,” ujar pria yang sempat menjadi pelatih Indonesia U-23 tersebut.
Semringahnya Aji bisa dipahami. Menanjaknya penampilan Dedik setidaknya membuat ia punya banyak pilihan.
“Semakin banyak pemain yang bagus tentu membuat semakin banyak pilihan. Hal ini akan menjadi sesuatu yang bagus untuk Arema,” tutur Aji.
Dedik sendiri tak berat hati bila kembali menjadi cadangan saat Gonzales diturunkan. "Tidak masalah. Sepak bola adalah permainan tim," ujarnya.