Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Setelah tiga seri menjalani musim ini bersama Ducati, Jorge Lorenzo (Spanyol) memberi masukan agar pabrikan asal Italia tersebut meniru filosofi Yamaha dalam mengembangkan sasis atau rangka motor balap mereka.
Lorenzo pernah memperkuat tim pabrikan Yamaha pada 2008-2016. Selama periode itu, dia tiga kali berhasil menjadi juara MotoGP yakni pada 2010, 2012, dan 2015.
Memasuki musim 2017, Lorenzo beralih ke Ducati. Namun, performanya di tim asal Italia itu tak "seganas" ketika masih di Yamaha.
¡Las fotos del GP de las Américas! https://t.co/3LPyuDRLpY / Pics of #AmericasGP https://t.co/3LPyuDRLpY pic.twitter.com/CwOSf3yZ69
— Jorge Lorenzo (@lorenzo99) April 24, 2017
"Yamaha dan Ducati dua pabrikan yang berbeda, dengan dua filosofi yang sangat berbeda. Yamaha selalu terobsesi dengan sasis, dan itu memudahkan para pebalap," kata Lorenzo yang dilansir Motorsport.
"Ducati, di sisi lain, dalam 10 tahun terakhir memproduksei mesin yang paling bertenaga, dan ditambah dengan perangkat elektronik yang bagus," tutur Lorenzo.
"Mungkin, sekarang kami (Ducati) perlu mengubah prioritas. Selain terus mengembangkan mesin, kami perlu mencoba sasis baru yang memudahkan pebalap," ucap dia lagi.
Dari tiga seri balapan bersama Ducati, pebalap 29 tahun tersebut baru memperoleh 12 poin, atau berada di urutan ke-13 klasemen sementara pebalap.
Musim ini, Ducati mengubah desain motor terkait penyesuian sistem aerodinamika, menyusul larangan penggunaan winglet (sayap).
Winglet berfungsi sebagai anti-wheelie (agar roda depan tak terangkat saat keluar tikungan) dan meningkatkan performa motor.
"Mereka (pihak MotoGP) memutuskan untuk mengubah regulasi. Jadi, kami harus beradaptasi dengan perubahan tersebut," ucap Lorenzo.