Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Empat klub Jerman bertarung di fase grup Liga Champions 2016-2017. Namun, tak satu pun wakil Bundesliga yang mencapai semifinal. Fenomena ini jelas tidak sinkron dengan reputasi sepak bola Jerman.
Penulis: Wieta Rachmatia
Bayern Muenchen lebih dulu dipastikan tersingkir dari babak perempat final Liga Champions setelah kalah dari Real Madrid dengan agregrat 3-6. Berselang sehari, Borussia Dortmund mengalami nasib yang sama.
Seperti halnya Muenchen, Die Borussen juga gagal melangkah ke fase empat besar Liga Champions setelah kalah agregrat 3-6 dari AS Monaco.
Sementara itu, Schalke, yang diharapkan bisa menyelamatkan reputasi sepak bola Jerman, ternyata gagal memenuhi ekspektasi. Langkah pasukan The Royal Blues terhenti di perempat final Liga Europa akibat kalah dari Ajax Amsterdam.
Alhasil, tak ada satu pun klub Jerman yang mampu bertahan hingga semifinal kompetisi Eropa. Fenomena semacam ini tak pernah terjadi dalam 11 tahun terakhir.
Baca Juga: Kebobolan Lagi, Musim 2016-2017 Jadi yang Terburuk bagi Guardiola
Apa masalahnya? Saat ini, Jerman dikenal sebagai salah satu penghasil talenta muda berbakat. Sistem pembinaan serta regenerasi pesepak bola di negara ini merupakan salah satu yang terbaik di dunia.
Tim nasional Jerman seakan tak pernah kehabisan stok pemain berkualitas. Namun faktanya prestasi klub elite Jerman di kompetisi antarklub Eropa bertolak belakang dari reputasi sepak bola mereka.
Ada beberapa alasan di balik fenomena ini, salah satunya adalah regenerasi. Seperti yang telah disebutkan, sistem regenerasi pesepak bola di Jerman berjalan dengan baik.
Namun regenerasi tersebut hanya berlaku di tim nasional. Klub-klub papan atas, seperti Muenchen masih saja mengandalkan bintang lawas macam Philipp Lahm, Franck Ribery, Xabi Alonso, maupun Arjen Robben.
Sistem ini memang cukup berhasil diterapkan di kompetisi domestik. Maklum, nyaris tak ada klub sekaya Muenchen yang mampu mendatangkan sederet pemain berlabel bintang.