Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mereka yang berharap Leicester City akan membuat sensasi lanjutan dengan langsung terdegradasi setelah menjuarai Premier League musim lalu tidak akan mendapatkan keinginannya.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Si Rubah bakal sintas setelah meraih kuota poin yang dibutuhkan. Kemenangan 1-0 atas West Brom, Sabtu (29/4) di The Hawthorns, membuat Leicester telah mengoleksi 40 poin. Jumlah itu selalu diyakini cukup untuk selamat dari degradasi.
Secara matematis, Swansea di peringkat 18 memang masih bisa melewati The Foxes.
Tapi, itu berarti Si Angsa harus memenangi seluruh tiga pertandingan sisanya, sedangkan Leicester kalah terus dalam empat partai terakhir.
Leicester sendiri hanya butuh tambahan dua poin untuk secara matematis memastikan diri tak terkejar lagi oleh tim-tim di zona degradasi.
Leicester bisa mencapai kuota 40 poin setelah mengganti manajer Claudio Ranieri dengan Craig Shakespeare pada akhir Februari lalu.
Saat masih dilatih Ranieri, Leicester baru mengoleksi 21 poin dalam 25 pertandingan. Itu berarti rata-rata 0,84 poin per partai. Jika rasio poin itu bertahan, Leicester tidak akan mencapai kuota 40 poin.
Koleksi mereka di akhir musim berpotensi hanya mencapai 31-32 poin.
Sebaliknya, Shakespeare mendapatkan 19 poin hanya dalam sembilan pertandingan. Rata-rata 2,11 poin per laga, yang berarti hampir sama dengan raihan Ranieri waktu membawa Leicester menjadi juara musim lalu.
Baca Juga:
Tidak heran kini bermunculan suara dari tim sendiri bahwa Shakespeare perlu dipertahankan untuk musim depan. Eks asisten Ranieri ini hanya dikontrak sampai Juni 2017.
“Dia adalah orang yang akan membawa klub ini melangkah maju,” kata Riyad Mahrez soal Shakespeare seperti dikutip dari Dailymail.
Ranieri 2015/16
Shakespeare 2016/17