Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Widodo CP Berharap Indonesia segera seperti Jepang

By Rabu, 3 Mei 2017 | 15:52 WIB
Widodo C Putro saat memimpin latihan timnas senior di Lapangan Sekolah Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang, Rabu (5/11). (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA)

Sebanyak 22 nama diundang PSSI untuk mengikuti kursus instruktur pelatih AFC. Salah satunya ialah Widodo Cahyono Putro. Eks arsitek Sriwijaya FC itu menyambut baik program yang disusun federasi sepak bola Indonesia itu.

Penulis: Suci Rahayu

“Kami yang ada di kursus instruktur pelatih AFC ini mendapat undangan dari PSSI. Kursus ini menjadi program PSSI. Saya bangga mendapat kesempatan ini karena saya juga bagian dari sepak bola Indonesia,” tutur Widodo.

Pelatih berusia 46 tahun tersebut menilai kursus yang digelar dari 24 April hingga 5 Mei 2017 mendatang ini sebagai langkah federasi mengembangkan sepak bola Tanah Air, khususnya pelatih lokal.

Widodo mengamini pelatih lokal berlisensi AFC di Indonesia sangat minim. Karena itu, menurutnya kursus di Pusat Pelatihan Pemain Muda Nasional, Sawangan, Depok, bisa mempercepat melahirkan pelatih-pelatih lokal berlisensi AFC.

Widodo pun tak menampik kalau cara tersebut bisa membuat Indonesia mengejar Jepang.

“Peserta yang ikut kursus ini minimal berlisensi A AFC. Ini merupakan langkah baik dari federasi,” kata pelatih kelahiran Cilacap, Jawa Tengah, itu.

"Bayangkan, dari sekian ratus klub yang ada di Indonesia, kita masih kekurangan pelatih berlisensi minimal C AFC. Tentu, saya ingin Indonesia seperti Jepang yang punya ribuan pelatih berlisensi AFC," ucapnya.

Menurut Widodo, pelatih-pelatih di Indonesia juga kudu serius dalam mengejar lisensi. Pasalnya, kursus kepelatihan ini seperti sekolah yang kalau tidak rajin belajar bisa tidak naik kelas.

Baca Juga:

“Kursus kepelatihan juga tidak sembarang. Saya memang nantinya jadi instruktur. Tugas saya berat karena harus mencetak pelatih. Pesan saya, setiap pelatih harus serius mengejar lisensi AFC. Tidak semua pelatih itu bisa mudah lulus dan dapat lisensi," ujar Widodo.

"Semua harus giat berlatih dan belajar agar menjadi layak lulus. Kalau tidak lulus, sayang waktunya karena harus ikut tahun berikutnya. Itu pun kalau tidak ada antrean."

"Saya pun demikian harus serius. Kalau tidak maka saya tidak lulus menjadi instruktur. Yang tidak lulus harus menunda dulu karena harus mendapat panggilan langsung dari PSSI. Federasi mengeluarkan rekomendasi siapa saja yang layak menjadi instruktur,” kata Widodo.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P