Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
AS Roma harus dipermalukan di hadapan pendukung sendiri saat bertindak sebagai tuan rumah dan takluk 1-3 di laga derby della Capitale menghadapi Lazio di Stadio Olimpico, Minggu (30/4/2017).
Roma hanya bisa mencetak satu gol melalui eksekusi penalti Daniele De Rossi pada menit ke-45.
Sedangkan Lazio mencetak tiga kali melalui Balde Keita (12' dan 85') serta Dusan Basta (50').
Salah satu penyebab kekalahan Roma tersebut adalah keputusan pelatih Luciano Spalletti mengubah skema bermain dengan memainkan tiga bek sejajar pada tengah pertandingan.
Hal tersebut dilakukan pelatih berusia 58 tahun itu demi meningkatkan ketajaman lini depan tim yang ia pandang tengah menurun.
Namun, hal tersebut justru membuat pertahanan menjadi rapuh.
"Saya mengambil keputusan menggunakan tiga bek hanya dalam waktu singkat karena Lazio berbahaya dalam melakukan serangan balik dan kami kehilangan ketajaman. Namun, Lazio berhasil kembali mencetak gol," ucap Spalletti seusai laga.
"Jika Anda melihat permainan hari ini, kami justru jauh lebih lemah dalam pertahanan," tuturnya lagi.
Baca Juga:
Kondisi ini membuat Spalletti mengaku bertanggung jawab penuh.
Akan tetapi, pelatih yang pernah membawa Roma tiga kali menjadi runner-up Serie A atau kasta tertinggi Liga Italia pada 2005-2006, 2006-2007, dan 2007-2008 itu percaya masih bisa memenangkan pertandingan.
"Setelah hasil seperti ini, Anda hanya harus menerima semua kritik yang masuk. Kami kehilangan ketajaman, membuat keputusan yang salah, tidak memiliki keberuntungan akibat gol pertama dan kedua," kata Spalletti.
"Kami menciptakan enam atau tujuh peluang yang gagal kami ubah menjadi gol. Kami seharusnya memiliki penguasaan bola lebih banyak seperti yang kami lakukan pada 10 menit pertama dan hal itu bisa merusak permainan Lazio," ujarnya.