Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ditilik dari postur tubuh penghuni skuat inti, bentrokan Inter vs Napoli bakal seperti pertarungan antara Goliath melawan David. Tim yang paling cerdas menggunakan kelebihannya bakal tampil sebagai pemenang.
Penulis: Sem Bagaskara
Gempur Babak II
Inter wajib meningkatkan intensitas serangan setelah masa rehat. Pasalnya, Napoli punya kecenderungan mengalami penurunan level konsentrasi pada babak kedua.
Situs Napoli Gol membuat analisis menarik. Partenopei disebut bertahan sangat baik pada babak pertama.
Bahkan, kualitas pertahanan Napoli di paruh pertama bisa disetarakan dengan Juventus. Partenopei baru kebobolan sembilan kali di babak I alias cuma satu gol lebih banyak ketimbang Juve.
Namun, babak II ibarat bencana bagi Napoli. Setelah jeda pertandingan, Partenopei sudah kemasukan 25 kali alias dua kali lipat lebih dari rapor kebobolan mereka di babak I!
Fan Inter boleh optimistis karena tim kesayangan mereka terhitung tajam di paruh kedua.
Baca Juga:
Tekanan Intens
Pelatih Inter, Stefano Pioli, mesti menginstruksikan anak asuhnya untuk memburu bola sejak di area pertahanan Napoli. Hal itu dilakukan demi merusak permainan mengalir Napoli yang biasanya dikonstruksi dari lini belakang.
Selain itu, dengan bermain menekan, Inter juga bisa menghadirkan rasa gugup di benak personel Napoli. Penggawa Partenopei cukup sering bikin blunder.
Pekan lalu, operan Marek Hamsik ke arah Pepe Reina justru berubah menjadi assist bagi gol Sassuolo yang dicetak Domenico Berardi.
Bola Mati
Pelatih Napoli, Maurizio Sarri, dijuluki sebagai Mister 33 lantaran pernah menyiapkan 33 skema bola mati saat menukangi Sansovino.
Tapi, belakangan bola mati berbalik menjadi mimpi buruk Sarri. Napoli sangat sering menderita gol yang bermula dari sepak pojok atau tendangan bebas tak langsung lawan.
Roma, Besiktas, Udinese, Atalanta, Juventus, Real Madrid, dan terakhir Sassuolo adalah deretan tim yang menyakiti Partenopei via skema set piece.
Inter punya potensi untuk melukai Napoli via cara itu. Meski pekan lalu kalah 4-5 dari Fiorentina, Il Biscione masih menunjukkan kemampuan apik mereka menyelesaikan situasi bola mati.